Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

11:11 PM

14 November 2023   23:11 Diperbarui: 14 November 2023   23:37 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://original.newsbreak.com/@sal-the-historian-1619093/2962667173098-the-biblical-perspective-on-time-11-11-and-why-do-we-keep-seeing-it

Sebelas lebih sebelas malam
Aku mengulang gelap
Pada nama aku sendiri yang lenyap
Sebagian memanggilku bingung
Padahal bukankah alasan kehidupan ini diciptakan sudah jelas?

Sebelas lebih sebelas malam
Aku menyembunyikan bayangan
Pada pikiran aku sendiri yang
Berkeliaran
Sebagian melihatku kemana-mana
Padahal bukankah alasan awal sebuah hubungan dibangun adalah bertahan

Sebelas lebih sebelas malam
Aku mengusap waktu
Pada kedua tangan aku yang baru
Sebagian menemuiku asing
Padahal bukankah semua yang terjadi sudah sesuai garis edarnya masing-masing

Sebelas lebih sebelas malam
Aku memeluk malam
Pada tubuh rapuh aku yang kelam
Sebagian menyebutku gagal
Padahal bukankah Tuhan tidak membenci atau menjauhi seseorang karena gagal?

Sebelas lebih sebelas malam
Aku menulis ulang kisah
Pada kedua mataku yang lelah tetapi pikiranku masih penuh dengan perasaan bersalah
Sebagian memintaku berhenti
Padahal bukankah waktu dibiarkan terus berputar hanya untuk memperbaiki diri

Sebelas lebih sebelas malam
Tidak ada yang suaranya lebih menarik
Kecuali detik-detik yang datang berbisik;
Malammu boleh larut
Tetapi sedihmu jangan berlarut-larut
apalagi sampai sebelas dua belas dengan yang namanya putus asa
Jika lelah, istirahatlah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun