makin sendiri makin tebal menyelimuti kepala dan sepertinya masih dengan pertanyaan yang sama
kenapa rindu datang terlambat
sementara yang dirindukan pergi terlalu cepat?
udara demi udara memori klasik
makin sendiri makin sesak memenuhi dada dan sepertinya masih dengan kenyataan yang berisik
salah satu hilang menyempurnakan rindu yang sembunyi
dan satu per satu pulang
menghinakan rindu yang sunyi
langit demi langit harapan kadaluarsa
makin sendiri makin terlihat penuh bekas luka dan sepertinya masih dengan perbuatan yang sia-sia
merindukan seseorang yang telah mati rasa dalah seni menulis kebodohan diri kita sendiri
dan merindukan kenangannya tetapi tidak dengan orangnya adalah sebuah atmosfer rindu yang tak lagi sama
18/01/23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H