Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jam Delapan Malam

18 Agustus 2021   11:43 Diperbarui: 18 Agustus 2021   11:58 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di luar gelap datang dengan kejam
Dan waktu sudah menunjukkan jam delapan malam
Katanya waktu yang baik untuk memaafkan keadaan
Tetapi tak cukup baik untuk secepat itu untuk melupakan perasaan atau sebatas memejamkan kerinduan

Di luar pikiran seperti berjalan dengan salah paham
Dan waktu sudah menunjukkan jam delapan malam
Pintu rumah mulai tertutup sesaat
Tetapi tidak terkunci rapat-rapat

Di luar langit seperti berpelukan dengan awan hitam
Dan waktu sudah menunjukkan jam delapan malam
Lampu diruang tamu mulai dipadamkan
Tetapi lampu depan rumah tetap dinyalakan

Di luar hujan turun dengan saling diam
Akhirnya waktu sudah tidak lagi menunjukkan jam delapan malam
Tetapi kenapa pesanan rindu sedari senja belum juga diantarkan
Ternyata yang mengantar bukan tak tahu jalan atau terjebak dikerumunan hujan melainkan ia juga sedang menunggu dihubungi duluan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun