Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semenjana Kopi

30 Maret 2021   19:30 Diperbarui: 30 Maret 2021   19:35 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Aku seduh mimpi
Di semesta tak berkembang-api
Tidak dari kabin pesawat VIP
Melainkan menyeduhnya di geladak kapal api

Aku setubuhi mimpi
Di ranjang sepi
Tidak dari kedai berfilosofi
Melainkan menyetubuhinya di emperan kanopi

Aku mereguk sepi
Di persimpangan mimpi
Tidak dari cangkir bersenjata-api
Melainkan mereguknya di gelas filantropi

Aku ialah semenjana kopi
Di kata-kata tak bertopi
Sesederhana aku mengorek api mimpi dan sepi
Maka menyala lah seistimewa syukur yang tak bertepi

Bintaro, 30/03/21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun