Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerimis Termanis

19 Maret 2021   16:04 Diperbarui: 19 Maret 2021   16:18 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesekali langit menulis
Akan terang yang tengah merayu gerimis
Melalui senandung mesra mendung merah muda
Bersama doa-doa yang lafadz nya sedang menari-nari di antariksa

Pada langit yang awannya mulai sehitam alis
Dan daun-daun hijau yang kepada angin sedang tersenyum manis
Kamu seperti rintik gerimis yang selalu aku gubris
Sedangkan aku adalah tatapan terjauh dari pandanganmu yang keseringan di halang-halangi hujan bergaris

Hingga pada akhirnya langit benar-benar menyelenggarakan gerimis
Dalam paras mu yang semakin manis aku hanya bisa berbisik;
Di hadiahi Tuhan selangit gerimis yang berbaris-baris perihal mengagumi mu tampaknya akan dinikmati jauh lebih lama--dari apa-apa yang pernah hujan deras punya--yang lekas habis

Bintaro, 19/03/21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun