Sesekali langit menulis
Akan terang yang tengah merayu gerimis
Melalui senandung mesra mendung merah muda
Bersama doa-doa yang lafadz nya sedang menari-nari di antariksa
Pada langit yang awannya mulai sehitam alis
Dan daun-daun hijau yang kepada angin sedang tersenyum manis
Kamu seperti rintik gerimis yang selalu aku gubris
Sedangkan aku adalah tatapan terjauh dari pandanganmu yang keseringan di halang-halangi hujan bergaris
Hingga pada akhirnya langit benar-benar menyelenggarakan gerimis
Dalam paras mu yang semakin manis aku hanya bisa berbisik;
Di hadiahi Tuhan selangit gerimis yang berbaris-baris perihal mengagumi mu tampaknya akan dinikmati jauh lebih lama--dari apa-apa yang pernah hujan deras punya--yang lekas habis
Bintaro, 19/03/21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H