Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu lembut ketika ku maki telinga kirimu. Lalu engkau berbisik " I love you" di telinga kananku. Tapi kini malaikat cepat sekali membenci.
Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu adil ketika ku sembunyikan bangkai di kedua matamu. Lalu engkau pura-pura buta tak melihatku. Tapi kini malaikat cepat sekali sembunyi.
Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu sabar ketika ku cabut kuku-kuku kakimu. Lalu engkau menghadiahku sepatu lalu memuluskan kedua langkahku. Tapi kini malaikat cepat sekali berlari.
Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu penyayang ketika ku selingkuhi perasaanmu. Lalu engkau semakin menyelipkan senyuman di setiap belokan perjalanan hari-hariku. Tapi kini malaikat cepat sekali menghakimi.
Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu pemaaf..... Lalu engkau berteriak "Stop!!" "Cukup!!" ..."Mulai detik ini aku sudah bukan malaikat lagi." Sambil menanggalkan sepatunya Ia kemudian kembali berpuisi.
"Maha bebas puisi, dengan segala celotehannya."
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H