Bukankah ketakutan baru saja keluar dari lorong panjang seram bernama sunyi, tapi bangku kosong di hati tetap saja kehilangan ramai.
Meski teramat bising roda-roda besi coba mengalihkan tingkah kebiasaan yang menjelma anak rel berjejer di saraf kepala.
Iya di induk rel berkarat itu kereta pengangkut rindu masih terus melaju meski kadang lurus, kadang meliuk-liuk namun gairah perindu tak penah ciut.
Dan seseorang yang paling sering boros merindukanmu itu sedang duduk sendirian di gerbong paling belakang memangku beban jarak yang masih saja tak kunjung peka.
Bukankah sebentar lagi kereta ini akan sampai di jantung kotamu yang ramai, tapi tetap saja pertemuan belum sadarkan diri masih saja terlelap di nyamannya pangkuan.
Se-lama inikah perjalanan rindu yang ingin ditempuh seorang diri?
Dan ketika terdengar kencang bel stasiun bangunkan lamunan panjangku, aku kira aku telah sampai. Ternyata kereta pengangkut rindu baru saja hendak memberangkatkan diri.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H