Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kereta Pengangkut Rindu

11 Juni 2019   19:47 Diperbarui: 30 Juni 2019   05:55 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukankah ketakutan baru saja keluar dari lorong panjang seram bernama sunyi, tapi bangku kosong di hati tetap saja kehilangan ramai.

Meski teramat bising roda-roda besi coba   mengalihkan tingkah kebiasaan yang menjelma anak rel berjejer di saraf kepala.

Iya di induk rel berkarat itu kereta pengangkut rindu masih terus melaju meski kadang lurus, kadang meliuk-liuk namun gairah perindu tak penah ciut.

Dan seseorang yang paling sering boros merindukanmu itu sedang duduk sendirian di gerbong paling belakang memangku beban jarak yang masih saja tak kunjung peka.

Bukankah sebentar lagi kereta ini akan sampai di jantung kotamu yang ramai, tapi tetap saja pertemuan belum sadarkan diri masih saja terlelap di nyamannya pangkuan.

Se-lama inikah perjalanan rindu yang ingin ditempuh seorang diri?

Dan ketika terdengar kencang bel stasiun bangunkan lamunan panjangku, aku kira aku telah sampai. Ternyata kereta pengangkut rindu baru saja hendak memberangkatkan diri. 

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun