Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tim Penyidik Sajak [TPS]

24 Mei 2019   04:34 Diperbarui: 24 Mei 2019   04:47 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sunyi terbelalak matanya melucuti setiap helai huruf pirang yang berbola kata biru, mengapa ada imigran kalimat asing berkeliaran bebas terpingkal mengendap-endap di dalam lemari.

Dalam lelap melotot nalarnya menelanjangi setiap gerak larik aneh yang berbait busana nyeleneh, mengapa ada penumpang gelap bebas menginap di antara semak belukar sajak mendengkur sangat keras di sela-sela jemari.

Dalam lengah mencerna mahirnya menyidik setiap hembusan niat miring yang terbaca memar, mengapa ada syair terparsel mewah tanpa alamat jelas nyasar mampir kemari? katanya sih hanya sebagai curahan hati dari pujangga lulusan universitas patah hati; Biar sebentar aku simpan sebagai barang bukti. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun