Mohon tunggu...
Novat Pugo Sambodo
Novat Pugo Sambodo Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Tingkat Akhir yang Sedang Mengerjakan Skripsi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kunang-Kunang Satu Pohon

3 April 2010   13:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:01 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_109616" align="alignnone" width="281" caption="kredit foto: http://www.nicksspiders.com/insects/glowworm18.jpg"][/caption] ........... Sunyi di balik tanaman Bergerak gerak bersinar Tiba tiba mereka mendekat Menghampiri dan menyerang Terkejut terpana melihat kumpulan sinar Ternyata mereka kunang-kunang Kembali ketakutan mereka terbang mendekat Ku takut di kejar kunang-kunang Taringnya keluar kepalanya membesar Ku takut di kejar kunang-kunang ........... Es Nanas:Kunang-kunang ========================== [caption id="attachment_109618" align="alignnone" width="236" caption="kredit foto: http://2.bp.blogspot.com/_VXWp3VTfJYA/SjNtEvw2TWI/AAAAAAAAAIg/vDdZ8Ka62BI/s400/hotaru3.jpg"][/caption] Aku pastikan ketika menulis ini kadar proporsi lebay-ku adalah 10% sahaja.hehe. jadi apa yang kuceritakan kali ini bukan salah satu bentuk manifestasi dari ke-lebay-anku selama ini. Maklumlah, aku mendapatkan diklat lebay selama 2 bulan berada di Pulau Papua. Temen-temen bisa membayangkan para tenaga pengajar lebay-ku seperti apa. Ada beberapa yang master, doktoral dan satu professor! Bahkan penduduk sana juga terkenal lebay kalo bercerita, ada aksennya cuman sulit jika diceritakan di sini hehe. Kembali ke kunang-kunang, aku ingin bertanya, Apakah teman-teman pernah melihat kunang-kunang? Mungkin, bagi warga perkotaan metropolitan akan kesulitan atau jarang (bahkan belum pernah) selama hidupnya melihat kunang-kunang. Itu lho serangga yang bisa memancarkan sinar dari dalam tubuhnya. aku lupa nama latinnya (nilai biologi saya 7, hehe). Ada juga rural legend yang bilang bahwa kunang-kunang berbau mistis. itu merupakan wujud gentayangannya kuku dari orang mati katanya. duh ngeri.Yang jelas kunang-kunang adalah hewan figuran yang sering keluar pada film-film drama korea romantis. Kunang-kunang adalah hewan yang romantis, apa benar? Jika memang kunang-kunang mewakili keromantisan, maka malam itu benar-benar romantis. Aku melihat Kunang-kunang satu pohon. Serius! Makhluk indah itu berkumpul dalam satu pohon! (rada lebay sih, hanya 3/4-nya). Takterbayangkan, sulit dilukiskan. Sayang kami tidak bisa memotretnya karena cahaya kurang kuat (maklum sama sekali gelap malam itu, ndak ada listrik). Haha akhirnya ada bahan materi lebay jika kembali ke asrama. Kata Kak Septon itu belum ada apa-apanya. Pohon depan rumah ini bisa satu pohon penuh, sambil menunjuk pohon tinggi di depan rumahnya (nah lo, lebay kan Kak Septon). Dan katanya bisa beberapa pohon seperti itu dalam satu malam. Suasana semakin ceria karena kak septon kemudian menceritakan Mob papua (semacam cerita lucu papua untuk intermezzo) tentang kunang-kunang, murid dan seorang guru. Aku lupa ceritanya tapi itu lucu. Aku senang bukan kepalang, terharu, akhirnya aku bisa tertawa karena Mob! Sungguh Mob yang kunanti-nanti. Selama kurang lebih setengah jam kami bertujuh memandangi pohon yang dirubung kunang-kunang itu. Layaknya anak kecil mendapatkan mainan. Pemandangan ini buatku yang pertama kali, entah teman-teman di sampingku. Pohon melinjo yang dikerubungi kunang itu seperti pohon natal, berkedip-kedip sinarnya. Terbengong-bengong dan terkagum kagum karena itu tidak ada di jogja pastinya. Ah, andai pohon itu beserta kunang-kunangnya bisa diangkut dan dibawa ke jogja. Akan kukasih liat keluarga di rumah. Terutama Nabila (ponakanku) ^^ . Doaku, semoga besok anak dan cucuku masih bisa melihat kunang-kunang. Makhluk ciptaan Sang Khalik yang sangat indah itu. Yogyakarta, 27 Maret 2010 Sedang menyesal, karena tidak bisa membersamai dan lebay berjamaah di puncak gunung merbabu hari ini. Begitupula tidak bisa hadir dalam Reuni Alumni FoSSEI di Jakarta. Maybe next time, next mountain and next reunion lah ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun