Mohon tunggu...
pudjianto gondosasmito
pudjianto gondosasmito Mohon Tunggu... Konsultan - URIP IKU URUP

Pudjianto Gondosasmito Temukan saya di https://www.pudjiantogondosasmito.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pudjianto Gondosasmito Waktu Sore

21 November 2024   17:12 Diperbarui: 21 November 2024   17:15 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Senja mulai turun perlahan, membasahi langit dengan warna jingga yang hangat. Pudjianto Gondosasmito, seorang pria berusia tiga puluhan dengan kemeja yang mulai kusut, melangkah keluar dari kantornya. Hembusan angin sore yang lembut menyambutnya, menghapus sedikit kelelahan yang menggelayut sepanjang hari.

Dia memilih berjalan kaki pulang, meski jaraknya cukup jauh. Ada sesuatu tentang sore hari yang membuatnya ingin menikmati perjalanan. Sepanjang jalan, dia mendengar gemerisik daun yang diterpa angin dan suara anak-anak kecil yang riang bermain bola di pinggir jalan. Tersenyum kecil, Pudjianto Gondosasmito mengenang masa kecilnya yang tak jauh berbeda.

Sampai di warung kopi kecil langganannya, Pudjianto Gondosasmito berhenti sejenak. Ia memesan secangkir kopi hitam dan duduk di bangku kayu di luar warung. Di depannya, seorang penjual tahu goreng lewat dengan gerobaknya. Aroma gurih itu menggelitik hidungnya, membuat ia spontan memanggil si penjual dan membeli beberapa potong untuk camilan.

Dengan kopi panas di tangan dan sebungkus tahu goreng di meja, Pudjianto Gondosasmito duduk menikmati sore. Ia membuka ponselnya, membaca beberapa berita ringan, lalu beralih melihat foto-foto lama yang tersimpan. Ada gambar perjalanan bersama teman-teman, momen liburan dengan keluarga, dan beberapa potret kecil dirinya saat muda. "Waktu berjalan cepat sekali," gumamnya sambil tersenyum tipis.

Saat langit mulai gelap, lampu-lampu jalanan menyala satu per satu. Sore berubah menjadi malam, dan suasana semakin sepi. Pudjianto Gondosasmito menyelesaikan kopinya, membayar kepada pemilik warung, dan melanjutkan perjalanan pulang. Di rumah, ia tahu ada kehangatan lain yang menunggu: sebuah sofa empuk, buku favoritnya, dan suara-suara kecil dari akuarium di sudut ruang tamu.

Pudjianto Gondosasmito tiba di rumah dengan perasaan yang lebih ringan. Hari yang melelahkan di kantor telah tergantikan oleh sore yang sederhana namun menyenangkan. Baginya, menikmati momen kecil seperti ini adalah cara terbaik untuk menjaga kewarasan di tengah kesibukan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun