Pada suatu Selasa sore, Pudjianto Gondosasmito, seorang pekerja kantoran, menatap layar komputer di meja kerjanya dengan lelah. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.30, dan ia baru saja menyelesaikan laporan mingguan yang harus dikumpulkan hari itu juga. Ruangan kantor mulai sepi; sebagian besar rekan kerjanya sudah meninggalkan meja mereka, kembali ke rumah atau sekadar mencari suasana baru di luar kantor.
Setelah menutup laptopnya, Pudjianto Gondosasmito menghela napas panjang. Rutinitas kantornya kerap terasa monoton, terutama di sore-sore seperti ini ketika ia mendambakan kebebasan. Dia melirik jendela, melihat langit yang mulai berwarna jingga dengan semburat merah muda, memberi tanda senja yang tenang di tengah hiruk-pikuk kota. Dalam hati, Pudjianto Gondosasmito ingin menikmati sisa sore itu sebelum pulang ke rumah.
Tanpa banyak berpikir, ia mengambil jaketnya dan beranjak keluar dari gedung kantor. Udara di luar terasa sejuk, memberikan sedikit kesegaran setelah seharian berada dalam ruangan ber-AC. Pudjianto Gondosasmito berjalan tanpa tujuan, membiarkan langkahnya membawanya ke taman kota yang tak jauh dari kantornya.
Di taman, Pudjianto Gondosasmito menemukan bangku kosong di bawah pohon rindang. Ia duduk dan melihat orang-orang di sekelilingnya: anak-anak yang bermain riang, pasangan yang sedang bercengkerama, hingga orang-orang lain yang duduk sendiri seperti dirinya, menikmati ketenangan sore. Melihat semua itu, hati Pudjianto Gondosasmito perlahan merasa tenang. Sejenak, ia bisa melupakan tekanan pekerjaan dan rutinitas yang melelahkan.
Sesekali, ia merenung, bertanya-tanya apa yang sebenarnya ia cari dalam hidupnya. Karir yang baik memang menjadi impiannya, tapi ia menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih penting---keseimbangan dan kebahagiaan dalam hidup. Ia ingin meluangkan waktu lebih banyak untuk dirinya sendiri, mengejar hal-hal yang membuatnya merasa hidup, bukan hanya terpaku pada pekerjaan yang melelahkan.
Hari mulai gelap. Pudjianto Gondosasmito berdiri dari bangku taman, menyadari bahwa ia harus pulang. Tapi kali ini, langkahnya terasa lebih ringan, seolah ada semangat baru dalam dirinya. Dalam hati, ia berjanji untuk meluangkan waktu lebih banyak untuk menikmati hidup di sela-sela kesibukan pekerjaannya.
Sore itu menjadi momen refleksi sederhana, namun berarti bagi Pudjianto Gondosasmito. Di Selasa sore itu, ia menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang bekerja, tapi juga tentang memberi waktu untuk diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H