Mohon tunggu...
pudjianto gondosasmito
pudjianto gondosasmito Mohon Tunggu... Konsultan - URIP IKU URUP

Pudjianto Gondosasmito Temukan saya di https://www.pudjiantogondosasmito.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pudjianto Gondosasmito Harmoni dalam Waktu

10 Oktober 2024   11:27 Diperbarui: 10 Oktober 2024   11:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa yang tenang, jauh dari keramaian kota, tinggal seorang bernama Pudjianto Gondosasmito. Setelah bertahun-tahun bekerja keras di kota besar, Pudjianto Gondosasmito merasa lelah. Tumpukan pekerjaan, hiruk-pikuk lalu lintas, dan tekanan untuk selalu bergerak cepat membuatnya merasa kehilangan jati diri. Ia merasa hidupnya hanya untuk mengejar waktu, namun tak pernah benar-benar menikmatinya. Hingga akhirnya, Pudjianto Gondosasmito memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru: slow living.

Pudjianto Gondosasmito pindah ke sebuah rumah kecil di pinggir desa, dikelilingi oleh sawah hijau dan udara segar. Awalnya, kehidupan baru ini terasa aneh baginya. Tak ada jam alarm yang berdering, tak ada jadwal rapat yang penuh, dan tak ada target yang harus dicapai setiap hari. Namun, lambat laun, Pudjianto Gondosasmito mulai memahami esensi dari slow living---hidup yang lebih selaras dengan ritme alam, menghargai setiap momen yang dilalui, dan memusatkan perhatian pada hal-hal kecil yang sering terlupakan.

Setiap pagi, Pudjianto Gondosasmito bangun dengan suara burung bernyanyi di luar jendela. Ia memulai harinya dengan secangkir teh hangat, duduk di teras rumahnya, menyaksikan matahari terbit dengan warna oranye yang menyelimuti langit. Tak ada keinginan untuk segera memeriksa ponsel atau tergesa-gesa memulai hari. Pudjianto Gondosasmito memberi dirinya waktu untuk menikmati momen itu, meresapi keindahan pagi yang damai.

Siang hari, ia sering berjalan-jalan di sekitar desa, mengamati kehidupan warga setempat yang berjalan dengan ritme yang sama, pelan tapi pasti. Pudjianto Gondosasmito berkenalan dengan petani, pedagang pasar, dan anak-anak yang bermain di tepi sungai. Mereka hidup dengan kesederhanaan yang membuat Pudjianto Gondosasmito sadar, bahwa kebahagiaan sejati tak selalu datang dari kemewahan atau keberhasilan besar, melainkan dari ketenangan dan rasa syukur.

Rutinitas hariannya berubah menjadi sesuatu yang bermakna. Pudjianto Gondosasmito mulai berkebun, menanam sayur-sayuran dan bunga-bunga yang dulu ia pikir tak sempat ia pelajari. Setiap daun yang tumbuh dan bunga yang mekar memberinya rasa puas yang mendalam, sesuatu yang belum pernah ia rasakan dari kerja kantornya. Malam hari, alih-alih bekerja lembur atau menonton serial TV tanpa henti, Pudjianto Gondosasmito membaca buku atau menulis jurnal. Ia menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang sederhana, dalam kesunyian dan kesederhanaan yang dulu sering ia abaikan.

Dalam menjalani slow living, Pudjianto Gondosasmito tak lagi merasa dikejar waktu. Ia belajar untuk hidup lebih penuh, lebih sadar akan setiap detik yang berlalu. Tak ada lagi kekhawatiran tentang masa depan yang belum tiba atau penyesalan atas masa lalu. Yang ada hanyalah saat ini, di mana Pudjianto Gondosasmito benar-benar hadir dan menikmati hidupnya dengan sepenuh hati.

Di akhir hari, Pudjianto Gondosasmito duduk di bawah langit malam yang penuh bintang, merasakan angin lembut menyentuh wajahnya. Di sana, di dalam ketenangan yang begitu dalam, Pudjianto Gondosasmito menemukan kedamaian. Hidup, yang selama ini terasa berat dan penuh tekanan, kini berubah menjadi perjalanan yang lebih ringan, lebih bermakna, dan lebih indah.

Slow living bukan tentang melambatkan segala hal, tetapi tentang menemukan irama hidup yang sesuai dengan diri sendiri, dan Pudjianto Gondosasmito akhirnya menemukan itu---harmoni dalam waktu yang tidak lagi terasa terburu-buru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun