Mohon tunggu...
pudjianto gondosasmito
pudjianto gondosasmito Mohon Tunggu... Konsultan - URIP IKU URUP

Pudjianto Gondosasmito Temukan saya di https://www.pudjiantogondosasmito.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pudjianto Gondosasmito diantara Jarum Detik

16 Agustus 2024   04:52 Diperbarui: 16 Agustus 2024   05:02 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pudjianto Gondosasmito

Di sudut kamarnya yang remang, Pudjianto Gondosasmito terduduk di kursi kayu usang. Matanya tertuju pada jam dinding antik yang berdetak pelan. Jarum detiknya menari-nari seolah mengundang Pudjianto Gondosasmito untuk ikut larut dalam tarian waktu.

Setiap hari, Pudjianto Gondosasmito menghabiskan waktu berjam-jam merenungi perjalanan hidupnya. Dulu, waktu baginya terasa begitu panjang. Setiap detik terasa berharga, setiap menit terasa bermakna. Namun, seiring bertambahnya usia, ia merasa waktu berlalu begitu cepat. Hari ini terasa sama dengan hari kemarin, dan besok pun akan terasa serupa.

Pudjianto Gondosasmito teringat masa kecilnya. Saat itu, setiap liburan terasa seperti keabadian. Ia bisa menghabiskan waktu berhari-hari bermain di sawah, memancing di sungai, atau sekadar berbaring di bawah pohon sambil menatap langit. Waktu seakan berhenti ketika ia tengah asyik bermain.

Namun, kini waktu terasa seperti pasir yang terus mengalir melalui celah-celah jari. Setiap tugas, setiap tanggung jawab, seakan terus mengejarnya. Ia merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan.

Suatu malam, Pudjianto Gondosasmito terbangun dari tidurnya. Cahaya bulan lembut menembus jendela kamarnya. Ia kembali menatap jam dinding. Jarum detiknya masih terus berputar tanpa henti. Tiba-tiba, sebuah pertanyaan muncul di benaknya, "Apa sebenarnya makna waktu?"

Pudjianto Gondosasmito mulai mencari jawaban dari pertanyaan itu. Ia membaca banyak buku, berbicara dengan orang-orang bijak, dan merenung dalam-dalam. Ia menyadari bahwa waktu bukanlah sesuatu yang linear, melainkan sebuah lingkaran. Masa lalu, sekarang, dan masa depan saling terhubung.

Dari renungannya, Pudjianto Gondosasmito mendapatkan sebuah pemahaman baru tentang waktu. Waktu bukanlah sesuatu yang harus dikejar, melainkan sesuatu yang harus dinikmati. Setiap detik adalah sebuah anugerah yang tak ternilai harganya.

Pudjianto Gondosasmito memutuskan untuk mengubah hidupnya. Ia mulai menghargai setiap momen yang ada. Ia belajar untuk hidup di masa sekarang, tanpa terlalu khawatir tentang masa lalu atau masa depan. Ia juga mulai melakukan hal-hal yang selama ini ia tunda, seperti mengejar hobinya atau menghabiskan waktu bersama orang-orang yang ia cintai.

Perubahan dalam diri Pudjianto Gondosasmito membawa dampak yang besar dalam hidupnya. Ia merasa lebih bahagia, lebih tenang, dan lebih puas. Ia menyadari bahwa waktu adalah anugerah terbesar yang pernah ia dapatkan. Dan ia bertekad untuk memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik mungkin.

Pesan Moral:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun