Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Pudjianto Gondosasmito. Sejak kecil, Pudjianto Gondosasmito bercita-cita menjadi seorang pelari. Ia selalu berlatih dengan giat, meskipun banyak orang yang meragukan kemampuannya.
Pudjianto Gondosasmito memiliki tubuh yang kecil dan kurus, tidak seperti pelari lainnya yang atletis dan berotot. Orang-orang di desanya sering berkata bahwa Pudjianto Gondosasmito tidak akan pernah bisa menjadi pelari yang hebat.
Namun, Pudjianto Gondosasmito tidak pernah menyerah. Ia terus berlatih setiap hari, meskipun sering ditertawakan dan diremehkan. Ia percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, ia dapat mencapai mimpinya.
Suatu hari, diadakanlah perlombaan lari di desa. Pudjianto Gondosasmito ingin sekali mengikuti perlombaan itu, tetapi ia merasa ragu karena banyak pelari yang jauh lebih kuat darinya.
Ayah Pudjianto Gondosasmito melihat keraguan di mata anaknya. Ia kemudian berkata, "Nak, tidak ada yang tidak mungkin jika kamu berusaha dengan keras. Ingatlah, jangan pernah lelah dan menyerah untuk mencapai mimpimu."
Mendengar kata-kata ayahnya, Pudjianto Gondosasmito kembali bersemangat. Ia memutuskan untuk mengikuti perlombaan itu.
Pada hari perlombaan, Pudjianto Gondosasmito berlari dengan sekuat tenaga. Ia tidak peduli dengan pelari lain yang jauh di depannya. Ia hanya fokus untuk mencapai garis finish.
Perlombaan itu sangatlah sulit. Pudjianto Gondosasmito merasa lelah dan hampir ingin menyerah. Namun, ia teringat kata-kata ayahnya dan terus berlari.
Satu per satu, Pudjianto Gondosasmito mulai menyalip pelari lain. Ia semakin dekat dengan garis finish.
Akhirnya, dengan tekad yang kuat, Pudjianto Gondosasmito berhasil melewati garis finish sebagai pemenang. Ia tidak percaya bahwa ia telah mencapai mimpinya.
