Surat Telegram Menjelang Natal
Oleh : Pudji Widodo
Bima memanggil
Merayakan hari besar agama di tengah penugasan di daerah operasi sebenarnya hal yang biasa bagi prajurit TNI, demikian juga bagi Anak Buah kapal (ABK) KRI Teluk Bintuni 520. Menjelang berakhirnya tahun 2016, bayangan bisa menyambut tahun baru 2017 bagi seluruh ABK dan merayakan natal bagi ABK KRI yang beragama Kristen lenyap dari agenda keluarga masing-masing karena panggilan tugas, termasuk saya yang harus bergabung on board di kapal perang ini menjelang momen Natal 2016. Tanggal 24 Desember 2016 tengah hari, dari Letkol Laut (K) Arief, Kepala Sekretariat RSAL dr. Ramelan saya mendapat informasi bahwa tanggal 25 Desember 2016 pukul 08.00 Â harus sudah berada di dermaga Satuan Kapal Amfibi Koarmatim Ujung dan embarkasi ke KRI Teluk Bintuni (TBN) 520 untuk melaksanakan tugas penanggulangan banjir bandang di Kota Bima.
Menjelang Natal 2020, mengingatkan penulis kepada musibah yang dialami warga kota Bima Provinsi NTB yang pada tanggal 21 dan 23 Desember 2016, telah dilanda banjir bandang. Oleh karena berbagai keterbatasan sumber daya dan kendala, Walikota Bima menetapkan status tanggap darurat bencana dan mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah pusat untuk menanggulangi bencana banjir tersebut. Selanjutnya pada tanggal 24 Desember 2016 Panglima TNI melalui surat telegram memerintahkan pembentukan Satgaskes Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana TNI (PRC PB) Banjir Bima dan menunjuk Kepala RSAL dr. Ramelan sebagai Penangungjawab Operasi (PJO) serta Kakesdam IX Udayana sebagai Komandan Satgaskes. Waktu yang tersedia kurang dari 12 jam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk persiapan dan  koordinasi dengan satuan-satuan kesehatan yang akan terlibat dalam penugasan. Bagi TNI, nama satuan bukan sekedar identitas, tetapi juga menggambarkan peran, tanggungjawab dan upaya pembinaan. Â
Organisasi Pasukan Reaksi Cepat memerlukan sumber daya pengawak profesional, alat perlengkapan yang memadai, dibina dan dilatih secara periodik dan terukur baik internal satuan maupun gabungan antar satuan. Dan kali ini PRC PB TNI dituntut mempertanggungjawabkan keberadaannya saat rakyat memerlukan kehadirannya. Tugas sebagai PRC PB mengharuskan 2 (dua) satuan yang berpangkalan di Malang menggeser personel dan perlengkapannya ke Surabaya pada 25 Desember 2016 pukul 03.00 dini hari, yaitu Batalyon Kesehatan 2 Divisi 2 Kostrad yang akan menggelar Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) serta Batalyon Komando 464 Paskhas TNI AU dengan 1 peleton personel dilengkapi 2 Perahu Karet untuk tugas SAR.
Dari Perwira Departemen Farmasi RSAL dr. Ramelan, Letkol Sri Harjono, Apt, saya mendapat kepastian bahwa telah  disiapkan bekal kesehatan untuk 3000 pasien. Batalyon Kesehatan 1 Marinir juga akan menggelar Rumkitlap dan membawa 2 perahu karet. Untuk mobilisasi personel dan material di lapangan satuan-satuan tersebut tentu saja membawa kendaraan operasional  10 Truk, 2 mobil box,dan 2 mobil ambulan serta berbagai material pendukung kemarkasan (dapur lapangan, komunikasi elektronika, tenda pasukan dll). Load master atau perwira embarkasi akan mengurus agar seluruh material ini sudah masuk dan tertata di dek A dalam perut KRI TBN 520 sebelum jam 07.00. Selain membawa perlengkapan medis, KRI TBN 520 juga membawa bantuan dari jajaran Koarmatim dan Kodam V serta dukungan beras dari Mabes TNI. Beras yang dikirim dari Pekalongan ini baru datang setelah upacara pemberangkatan selesai.
Minggu 25 Desember 2016, karena hari libur maka suasana lingkungan Koarmatim tentu saja tidak seramai hari hari biasanya. Kalaupun ada kesibukan yang mencolok hanya di marshalling area, di mana prajurit Satgakes PRC PB sibuk melakukan embarkasi dan persiapan upacara pemberangkatan. Seluruh personel sudah hadir, termasuk yang berasal dari kesatuan di Jakarta dan Jogyakarta. Â Â Pada jam 08.30 dilaksanakan upacara pemberangkatan dengan Irup Kepala RSAL dr. Ramelan Laksma TNI dr. IDG Nalendra, Sp. BTKV (K), yang dihadiri Komandan lantamal V, Laksma TNI Edy Sucipto dan Kepala Staf Koarmatim, Laksma ING Ariawan, SE.MM serta Asop Divisi 2 Kostrad serta Komandan Menbanpur Pasmar-1. Menjelang tengah hari, barulah lambung KRI TBN 520 pelan-pelan bergerak menjauh dari bibir dermaga diiringi peluit penghormatan anggota Disyahal Lantamal V yang melaksanakan seremoni merplug dan melepas tali trost KRI.
Kapal yang diberi nama teluk di wilayah Papua Barat dengan akronim KRI TBN 520 adalah Kapal Perang RI Jenis Landing Ship Tank  (LST) terbesar yang dioperaikan TNI AL. Sebagai perbandingan untuk kapal jenis yang sama, generasi LST lama millk TNI AL untuk LST kelas Tacoma yang telah dipakai AS pada Perang Dunia II berbobot 1800 ton, sedang LST kelas Frosch produksi Jerman berbobot 1530 ton. Kapal yang diproduksi oleh perusahaan swasta nasional galangan kapal PT Daya Radar Utama Lampung ini, berbobot mati 2300 goss ton, panjang 120 m, lebar 18 m, tinggi 7,8 m dengan draft 3 m, mampu melaju dengan kecepatan maksimal 16 knot dan daya tahan operasi di laut selama 20 hari. PT Daya Radar Utama menyerahkan KRI TBN 520 pada tanggal 17 Juni 2017 kepada Kementerian Pertahanan. (www.drusshipyard.com Juni, 17,2015). Sebagai alut sista baru, kelebihan KRI TBN 520 dibanding pendahulunya adalah  mampu membawa 10 unit tank  jenis Main Batle Tank (MBT) Leopard 2A4 milik TNI AD yang berbobot 62,5 ton.
KRI TBN 590 lalu menyusur melalui buoy demi buoy Alur Perairan Barat Surabaya (APBS). Sebagian anggota masih berada di tepi railing kapal, Â menghubungi keluarga masing-masing dan mengirim foto situasi awal pelayaran senyampang masih mendapat sinyal HP. Gawai sungguh membantu menjaga spirit pasukan sebagai media komunikasi dengan keluarga. Â Harapan seluruh personel satgas, berangkat 275 orang, kembali pulang utuh dan sehat 275 orang. Kehadiran PRC PB TNI pada suasana natal, semoga menjadi sarana penghayatan bahwa Tuhan selalu beserta umatnya