Di akhir masa revolusi, elit sipil merasa tidak puas dengan dominasi militer. Pada awal Mei 1950 sudah mulai terdengar tuntutan pembubaran pemerintahan militer di Jatim. Pada tanggal 6 Juni 1950, pemerintah pusat memutuskan menggeser jabatan Kolonel Sungkono dari Panglima Divisi I Jatim menjadi Penasehat Umum Menteri Pertahanan di Jakarta.
Pada tanggal 7 Agustus 1950 mulai dilakukan operasi pembersihan kepada anggota masyarakat bersenjata yang diduga melakukan pelanggaran hukum. Kekacauan di Jatim harus diatasi sebelum pemerintahan diserahkan ke elit sipil. Akhirnya pemerintah pusat sevara resmi menghapus pemerintahan militer di Jasa Timur pada tanggal 7 September 1950.
Menurut penulis terdapat catatan penting Ari Sapto tentang roda pemerintahan Republik Indonesia di Jawa Timur mulai dari pra sampai pasca-agresi Belanda di bagian akhir tulisannya, yaitu :
a. Prinsip yang dianut elite militer dan sipil di Jatim untuk merangkul siapa saja yang mau berjuang memunculkan kelompok bersenjata yang sulit dikendalikan dan bertentangan dengan program reorganisasi dan rasionalisasi TNI.
b. Peran elite militer yang sangat dominan dan penyimpangan dari yang semula dirumuskan bersama, akhirnya mengundang ketidakpuasan pada elit sipil serta menjadi embrio lahirnya ideologi militer Indonesia.
c. Kerjasama dan persaingan elite di Jatim memperlihatkan faktor masyarakat yang multikultural dan ragam ideologi sebagai hasil perkembangan sejarah dan mempengaruhi dinamika politik di Jatim.
Demikian upaya penulis meringkas isi buku Ari Sapto tentang “Republik dalam pusaran elite sipil dan militer”. Ringkasan penulis tentu tidak sempurna, oleh karena itu sila membaca bukunya langsung agar mendapat pemahaman yang utuh.
Ari Sapto menyatakan menjadi Indonesia tidak mudah, diantaranya melalui proses revolusi nasional. Nah setelah membaca buku tersebut dan membandingkan dengan situasi saat ini, apakah proses menjadi Indonesia sudah selesai ?
Sidoarjo 290120.
Sumber :
1. Sapto, A. “Republik, Dalam Pusaran Elite Sipil dan Militer”, Matapadi Presindo, Yogyakarta, 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H