Program Nusantara Sehat
Pada Agustus - September tahun 2015 saya tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Bakti Surya Bhaskara Jaya (SBJ) TNI AL LXIV, yang merupakan implementasi operasi militer selain perang (OMSP) dalam bentuk bakti sosial khususnya bidang kesehatan.
Bekerjasama dengan Kemenko PMK, kegiatan ini menjadi bagian dari program pemerintah bertajuk "Sail Tomini 2015". Salah satu pulau yang menjadi sasaran operasi bakti adalah P. Marore sebagai pulau terdepan Indonesia selain P. Miangas yang berbatasan dengan Filipina.
Selama sebulan rumah sakit kapal KRI dr. Soeharso 990 mengunjungi Tolitoli, P. Marore Kab Tahuna, Boalemo, Poso, Tinombo Parigi Moutong dan Banggai Laut. Kegiatan utama dalam pelayanan kesehatan kepada warga yang berdiam di P. Marore dan seluruh daerah sasaran tugas adalah pelayananan spesialistik rawat inap dan rawat jalan.Â
Namun satgas juga membuka pelayanan umum untuk penapisan kasus. Adapun data pasien yang dilayani Satgas SBJ LXV selama sebulan di 6 lokasi kegiatan meliputi poliklinik umum 6704 pasien, poli gigi 1371 pasien, operasi kecil 282 pasien, operasi dengan bius umum 400 pasien (Bedah umum, THT, Kebidanan Kandungan), khitan 859 anak, Operasi Katarak 256 pasien, bibir sumbing 72 pasien dan pelayanan KB kontrasepsi mantab kepada 469 orang.
Di P. Marore Satgas SBJ LXIV bertemu dengan rekan-rekan petugas kesehatan yang ditempatkan di P. Marore melalui program Nusantara Sehat yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Hebatnya 7 dari 9 peserta Nusantara Sehat di Marore adalah wanita. Para wanita perkasa ini sudah beberapa bulan bertugas sebelum Satgas SBJ datang, yang terdiri dari berbagai profesi kesehatan yaitu dokter umum; dokter gigi; perawat; bidan; penata gizi; analis kesehatan dan kesehatan lingkungan. Mereka bahu membahu bertugas selama 1 tahun.Â
Jangan mengira mereka hanya berasal dari Provinsi Sulawesi Utara. Terasa sekali saat bertemu mereka, para prajurit TNI AL mendapat patner agen-agen pertahanan di bidang kesehatan.
Kehadiran mereka dari berbagai daerah Indonesia merupakan manifestasi Bhineka Tunggal Ika, berperan strategis merawat NKRI melalui aspek kesehatan. Kedatangan para tenaga kesehatan dari berbagai wilayah Indonesia, membuat warga P. Marore tidak merasa termarjinalkan karena negara hadir melalui program Nusantara Sehat dan operasi bakti SBJ TNI AL.
Prajurit TNI menjadi Guru Bantu
Bukan hanya di bidang kesehatan para prajurit TNI membantu program pemerataan kesejahteraan untuk masyarakat. Prajurit TNI dari satgas pengamanan perbatasan dan pulau terdepan di berbagai penjuru tanah air sudah lama terlibat program pendidikan di daerah tugasnya dengan berperan menjadi guru bantu.Â
Bahkan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) menyatakan akan bekerja sama dengan TNI AD melaksanakan program tersebut. Beberapa pengamat menyatakan tidak setuju dengan alasan berpotensi melanggar undang-undang karena personel TNI tidak dibentuk untuk fungsi tersebut (Gilang Ramadhan, tirto.id 01/03/2019).Â
Adapun yang mendasari keterlibatan prajurit TNI sebagai guru bantu adalah UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 7 tentang tugas TNI pada ayat 2 yang menyebutkan diantaranya adalah membantu tugas pemerintah di daerah. Jangan lupa pula bahwa TNI berkepentingan merebut dan memenangkan hati rakyat dalam operasi teritorial di daerah tertentu yang diganggu separatisme.Â
Dengan demikian, peran prajurit TNI sebagai guru bantu itu bernilai strategis dan mempunyai payung hukum. Tentu saja untuk itu TNI akan memilih prajurit terbaik dan lebih dahulu memberi pembekalan pratugas.