Sejauh ketajaman memandang,
Terpampang semua jenis barang.
Toko serba ada dan pasar mengundang,
Keteguhan belanja menjadi bimbang.
Seperti langit deras mengguyurkan hujan,
Selama jari menggulir layar gawai di tangan.
Mengucur deras warta iklan,
Mampukah pikiran menumbuhkan: abaikan.
Terlalu subur tumbuhnya keinginan,
Bahkan ketika Ramadhan belum mulai.
Jauh dari makna lebaran,
Di hati keinginan belanja menjejali.
Pasar swalayan tempat ujian,
Memuaskan nafsu atau meningkatkan amalan.
Tak semua barang dalam perencanaan,
Menyadari insan lain perlu santunan.
Mulianya memesan kue pernak pernik lebaran,
Kepada kerabat dan tetangga pemukiman.
Membangun wirausaha dan berbagi keberuntungan,
Menjaga semangat kedermawanan.
Mengendalikan kebiasaan berbelanja yang baik,
Membeli yang dibutuhan tanpa panik.
Merencanakan belanja di setiap keadaan,
Bukan hanya menjelang lebaran.
Â
Menetapkan kebiasan belanja rasional,
Merencanakan sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Belanja bukan ajang pameran status sosial,
Penghias aplikasi media perpesanan.
Pudji Widodo,
Sidoarjo, 08022025 (205/147).
Sumber ilustrasi:Â Kompas.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI