Wira satya luhur adi,
Bijak mulia selalu diingat.
Karya bakti unggul budi,
Laku utama menjadi niat.
Terucap sumpah di bawah sucinya kitab,
Mencium bendera dwiwarna sakti.
Berupaya dicintai rakyat karena adab,
Pun hati rakyat jangan disakiti.
Perisai dan pedang untuk berperang,
Perangkat bela rakyat dan bangsa.
Terdepan kala musuh menyerang,
Setia menjaga keutuhan nusa.
Namun ada yang gelap jiwa,
Lepas kendali buruk pekerti.
Pedang bhayangkari menebas nyawa,
Sukma rakyat seakan tidak berarti.
Itulah bhayangkari lupa diri,
Kepada rakyat ibu kandungnya.
Menempa olah jurit setiap hari,
Untuk melukai hati bundanya.
Patutlah setiap bhayangkari,
Meninggikan pataka dan panji.
Menebar gentar kepada musuh negeri,
Seperti terucap dalam janji.
Patutlah setiap bhayangkari,
Mengibarkan tunggul dan duaja barisannya.
Menjaga muruah pasukan dan kehormatan diri,
Bukan untuk menakuti rakyatnya.
Patutlah setiap bhayangkari,
Palagan yuda bukan hanya kemenangannya,
Juga unggul darma setiap hari,
Di mata hati rakyatnya.
Patutlah setiap bhayangkari,
Menjaga janji satria.
Andika bhayangkari,
Menjadi perilaku-bukan merdu di paduan suara.
Pudji Widodo,
Sidoarjo, 08012025 (199/141).
Sumber gambar: kompas.com