Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Warta dari Palagan

25 November 2024   02:40 Diperbarui: 26 November 2024   04:32 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Taman Makam Pahlawan (sumber: Kemensos RI via travel.kompas.com)

Dari balik jendela menatap halaman lapang,
Anak lelaki menunggu ayahnya pulang.
Deras hujan jalanan terendam,
Gelisah ibunda hanya terpendam.

Gelombang warta tentang perpisahan,
Gelombang pantai menyambut pendaratan.
Gelegar meriam kapal mengusir lawan,
Dua pihak resah kehilangan.

Kehilangan tanah air,
Kehilangan tautan keluarga.
Bukan hanya kehilangan jiwa,
Pun kehilangan kemanusian.

Tiga windu berlalu kemudian,
Rintik hujan membasahi nisan pahlawan.
Langit menangisi negeri kehilangan sekeping kedaulatan,
Dua generasi telah menulis catatan.

Dari palagan yang sama mengawali dan mengakhiri perang,
Dulu ayah pulang sebagai pemenang.
Kini anak pulang tertunduk wajah,
Di meja perundingan duta negeri telah kalah.

Pudji Widodo,
Sidoarjo,  23112024 (193/135).
Catatan Seroja 1975 dan Tatoli 1996.

Sumber gambar : travel.kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun