Menjelang petang di bangku sempit,
Kita membuka kenangan luas terbentang.
Mengaduk perjalanan panjang,
Manis, gurih, lumer dalam gelas es puter.
Tanpa mengingkari pahit getir kisah,
Yang menjadi ramuan penyembuh luka.
Menjelang petang di bangku sempit,
Meresapi nikmat es puter.
Paduan butir es keikhlasan, gula kasih sayang, garam ketekunan, santan maaf dan varian buah perhatian.
Diputar proses jatuh bangun pencobaan.
Menjelang petang di bangku sempit,
Mengungkit asa yang belum terwujud.
Menjemput harapan menjadi kenyataan,
Menyatakan syukur atas semua keadaan,
Mengadakan cita-cita bertumpu doa,
Mendoakan keselamatan di keabadian.
Mengabadikan bara cinta kita.
Pudji Widodo,
Alun-alun Surabaya, 25082024 (183/131).
Untuk seorang penyuka Es Puter yang sedang berulang tahun, via Kompasiana Topik Pilihan Es Krim Tradisional.
Sumber gambar :Â Mojok.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H