Bukan hanya korporasi kuat dan kaya.
Pun demokrasi sebagai upaya berkuasa,
Butuh biaya layaknya pesta.
Di hajatan negeri setiap sekian warsa.
Rakyat menjadi peserta pesta,
Menentukan calon senator dan bakal penguasa.
Di belakang balai ada lapak penjual suara.
Ada yang gembira bak membeli jajanan berwarna
Ternyata pesta di balai rakyat tak murah.
Ke gedung majelis, pesta demokrasi diusulkan pindah.
Khalayak pun menjadi gundah,
Teringat jaman para senator kehilangan muruah.
Masa kelam dulu membuat takut.
Di gedung majelis tampil opera badut.
Sandiwara perwakilan yang selalu manut,
Kepada orde baru yang tak mau surut.
Kini majelis kembali bernostalgia,
Punya wewenang memilih penguasa.
Lupa sejarah pernah mencatat,
Lupa rakyat pernah menggugat.
Ketika massa berbaris di jalanan.
Menumbangkan kekuasan yang diselewengkan.
Pudji Widodo,
Sidoarjo, 25062024 (174/122)
Sumber gambar :Â kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H