Menilai potensi krisis kesehatan
BMKG mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan hingga kategori lebat pada berbagai wilayah, memicu potensi dampak bencana hidrometeorologi untuk tanggal 14 - 16 Maret 2024.
Pada kesempatan lain Menkopolhukam Hadi Tjahjanto menjelaskan kemungkinan gelombang massa penolak hasil pemilu sesuai analisis intelijen berskala ringan sampai sedang (antaranews, 15/3/2024). Mengacu kepada batasan bencana, dampak sengketa hasil pemilu dapat berkembang menjadi bencana sosial.
Perbedaan kedua spekulasi situasi tersebut saat ini adalah bencana hidrometeorologi sedang terjadi di berbagai wilayah tanah air, sedang bencana sosial sebagai dampak sengketa pemilu masih merupakan ancaman potensial.
Lalu apa persamaan kedua bencana itu? Bencana hidrometeorologi maupun sosial keduanya dapat berdampak terjadinya krisis kesehatan masyarakat. Krisis kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh bencana dan/atau berpotensi bencana.
Rusuh massa dampak rangkaian sengketa Pemilu 2019 adalah contoh nyata perlunya kesiapsiagaan menghadapi bencana sosial harus dibangun. Pihak-pihak yang berseberangan dalam menyikapi hasil pemilu dapat berkembang terlibat dalam konflik sosial antar kelompok dan menjadi bencana sosial.
Semua reaksi ketidakpuasan terhadap rekapitulasi suara pemilu, dapat berlanjut menjadi aksi demonstrasi yang berujung rusuh massa. Selalu terbuka kemungkinan terdapat pelaku yang sengaja memicu timbulnya kerusuhan, dari motivasi kriminal sampai target negara gagal mengelola keamanan.
Tentu terdapat parameter dari analisis intelijen mengapa skala gangguan keamanan masih berkisar antara derajat ringan sampai sedang. Di lapangan, ukuran kualitas ini dapat berubah cepat menjadi ukuran kuantitas.
Dapat dihitung nilai ekonomi dari terganggunya proses produksi dan distribusi barang serta berhentinya aktivitas perdagangan. Juga fasilitas publik yang hancur dan jumlah kendaraan taktis aparat atau transportasi umum yang dirusak massa.
Benturan aparat keamanan dengan peserta unjuk rasa dapat berujung jatuhnya korban luka dan korban jiwa akibat rusuh massa. Rusuh massa sengketa Pemilu 2019 menyebabkan 9 orang meninggal dunia dan mediaindonesia.com menyebutkan lebih dari 700 korban luka.