Mohon tunggu...
Puji Lestari
Puji Lestari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pharmacist - rain lover - journalist wanna be - choleric melancholic - vitamin C addict - bookworm\r\n\r\nTulisan saya yang lain ada di http://puchsukahujan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

I’tikaf di Mall?

8 Agustus 2012   23:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:04 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi kita sudah memasuki sepertiga akhir Ramadhan. Sepuluh hari terakhir yang paling istimewa di bulan suci ini, terutama malam-malam ganjil. Di dalamnya terdapat malam Lailatur Qadar yang konon dikenal sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Kalau dihitung-hitung ya, seribu bulan itu sekitar 83 tahun. Nah, kalau saja manusia beribadah di malam Lailatul Qadar itu, pahalanya setara dengan ibadah selama 83 tahun. Subhanallah… Bahkan umur kita saja tak mampu diprediksi akankah lebih panjang dari 83 tahun. Inilah salah satu keistimewaan malam yang dinanti-nanti oleh seluruh umat Muslim di dunia ketika datangnya bulan Ramadhan.

Sesungguhnya, datangnya malam Lailatul Qadar itu masih menjadi misteri dan akan tetap seperti itu hingga hari kiamat nanti. Hanya saja ada beberapa petunjuk yang dinilai shahih karena berasal dari hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Aisyah ra. Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.” (HR Bukhari)

Banyak orang yang kemudian begitu semangatnya berburu malam Lailatul Qadar ini, melakukan I’tikaf atau berdiam diri di masjid pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Mereka memperbanyak ibadah, berdzikir, membaca Al Qur’an, dan ibadah-ibadah lainnya yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Masalahnya sekarang adalah kapan malam ganjil itu tiba? Lha wong kita mulai puasanya gak sama. Hehe…just kidding, soal ini tak perlu jadi masalah. Yang penting marilah kita menghidupkan Ramadhan dengan banyak-banyak ibadah. Itu saja.

Sebenarnya agak miris kalau mengamati aktivitas penduduk kota menjelang 10 hari terakhir Ramadhan ini. Ada pemusatan massa di tiga titik, pertama masjid, kedua terminal/stasiun, dan ketiga mall. Kalau masjid saya gak heran, jelas mereka sedang ingin fokus beribadah dan meraih kebaikan-kebaikan di akhir Ramadhan. Terus kalau yang di terminal atau stasiun saya juga gak heran, itu kan hal yang lumrah bagi perantauan. Mereka sedang berikhtiar untuk mudik ke kampung halaman agar kelak waktu lebaran bisa sungkem sama bapak/ibu di kampung.

Lah kalau yang di mall-mall itu?

Ya ada juga yang sedang ikhtiar mencari rezeki. Tapi yang bikin miris itu kalau yang memadati mall justru orang-orang kebanyakan duit yang sedang berburu diskon besar-besaran. Memanfaatkan momen, mumpung lebaran kan banyak yang ngasih diskon. Lah, ini nih terutama buat ibu-ibu dan remaja putri, perlu diwaspadai. Wanita memang hobi belanja, tapi ya jangan segitunya lah.

Daripada belanja-belanji di akhir Ramadhan, lebih asyik buat I’tikaf. Kelebihan duitnya disedekahkan saja, lebih banyak pahalanya. Kalaupun beli persiapan buat lebaran ya sekedarnya saja, toh lebaran itu gak mesti bermewah-mewah kok.

Yang paling penting sejatinya adalah perubahan kita pasca Ramadhan nanti. Apakah di bulan Syawal akan lebih baik daripada tahun sebelumnya ataukah baiknya hanya di bulan Ramadhan saja? Nah, itu poinnya.

Jadi, jangan sampai ya 10 hari terakhir Ramadhan ini malah dipakai buat I’tikaf di mall…. :lol:

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun