Meskipun kalau dibaca secara keseluruhan cerpennya, analisis akan sedikit berbeda. Ada semacam ‘rukshah’ keringanan hukum atas orang yang tidak tahu. Hanya saja pada akhir cerita, pihak-pihak yang mengetahui tak menunjukkan kebenaran karena hatinya kalah dengan rasa kemanusiaan. Ini juga, racun logika. Orang-orang yang hatinya mudah tersentuh akan sangat mengamini dan membenarkan tindakan tokoh utama dalam cerpen ini. Luar biasa! Inilah karya sastra yang mampu mempengaruhi kerangka berpikir pembacanya.
Jadi terasa benar, di sinilah pentingnya dakwah bil qalam. Ke depan dibutuhkan stok penulis hebat yang mampu menghasilkan karya sastra bermutu. Mereka yang berani mengatakan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Mereka yang berani bermanuver melakukan counter attack pada pemikiran-pemikiran bersifat ‘racun logika’. Sayang, penulis dewasa ini lebih mengutamakan selera pasar dan pundi-pundi keuangan.
Baiklah, mari kita sedikit memperluas pembahasan, racun logika dalam konteks kenegaraan. Dalam sistem demokrasi, banyak orang mengatakan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Seakan-akan ingin menobatkan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Sementara konsep yang benar, di dalam Islam kedaulatan ada di tangan Tuhan sehingga suara Tuhan itulah yang harus menjadi suara rakyat.
Haihh, kenapa jadi kebalik-balik begini logikanya?
Di negara demokrasi seperti Indonesia, hukum dibuat atas nama kesepakatan bersama dalam konstitusi. Padahal sejatinya hukum itu given, sudah ada pakemnya dalam Al Qur’an dan Hadits. Konstitusi hanya bertugas untuk merealisasikannya. Lagi-lagi ditemukan racun logika sudah menyebar kemana-mana, mempengaruhi cara berpikir, mengaburkan antara yang hak dan yang bathil, merusak sistem, dan ujung-ujungnya merujuk pada satu kesimpulan. Manusia, baik secara langsung maupun tak langsung, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, sudah mulai menafikan keberadaan Tuhan.
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong. (QS Az Zumar: 54)
repost from my personal blog :)
http://puchsukahujan.wordpress.com/2012/10/31/racun-logika/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H