Surat Pada Tuhan, Sebelum Hari Pencoblosan
Tuhan kami tulis surat pada Mu
dengan hati nan sungguh
sebab setiap tanya harus segera berjawab
karena ragu mesti berlabuh
sebelum hari pencoblosan tiba
Tuhan surat kami tak kan panjang
seperti pidato dan syair pujangga
yang kerap terlontar lewat mikropon mikropon
di hari sebelum pencoblosan
Tuhan surat kami juga taklah bergambar
seperti pamplet dan baliho yang tertancap pada pepohon
reranting dedaunan
pada hari sebelum pencoblosan
Tuhan surat kami tak bersampul
seperti amplop putih yang tiba di subuh hari
sesaat sebelum pencoblosan
surat kami tak menulis sekarung intan
tak ingin sekardus permata tak juga berharap kepingan emas
kami tulis surat ini bertinta air mata
di tengadah jemari pada setiap bait doa di atas sajadah
surat kami hanya pengharapan
nanti ketika hari pencoblosan tiba
tak Kau tiupkan murka
tak Kau umbar amarah dan tak Kau kirim siksa
surat ini adalah ketakutan kami
akan alfa akan gelisah
dan khilaf yang berulang ulang
lalu menusuk nusuk kepala
menghisap darah
menghanguskan raga
karena itu Tuhan beri kami tanda
beri kami jawab sebelum hari itu datang
jika memang murka
amarah siksa adalah jawabanya
kami berserah
Pangkalpinang Februari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H