SOLO, Unsia.com -- Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Purti Cempa Kota Solo, Jawa Tengah, akan menyerap sekitar 545 ton sampah baru per hari, sebagai bahan baku untuk menghasilkan 5 MW (megawatt) listrik. Jumlah ini sama dengan 50% produksi sampah per hari Kota Solo di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo. Rencananya PLTSa akan mulai beroperasi pada April 2023.
"Jumlah sampah baru untuk pembangkit listrik ini memang separuhnya produksi sampah per hari di sini (TPA Putri Cempo). Sekitar 300 ton. Detilnya Mas langsung saja ke Pak Elan, kontraktor pelaksananya. Hanya sekarang beliau tidak di sini," ungkap Heri, petugas Satpam di pintu masuk PLTSa di Kawasan TPA Putri Cempo, di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah, Kamis (16/2/2023).
Menurut Elan Syuherlan, Dirut PT Solo Citra Metro Plasma Power, kontraktor pelaksana proyek PLTSa Putri Cempo, kebutuhan sampah untuk proses pembakaran agar menghasilkan tenaga listrik 500 MW, diperlukan 545 ton sampah per hari. Sampah ini, kata Elan kepada wartawan beberapa waktu lalu, Â berasal dari kombinasi sampah baru 350 ton dengan sampah lama di TPA Putri Cempo.
PLTSa Putri Cempo sempat melakukan uji coba operasional akhir Juni 2022. Ketika itu baru empat mesin dari total delapan mesin yang menjalani uji coba. Satu mesin menghasilkan listrik setara 800 Kva (kilovolt ampere). Rencananya, PLTSa Putri Cempo akan dioperasikan April 2023, menghasilkan 5 MW listrik, yang akan dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Tampung Sampah Tetangga
Jumlah sampah lama yang kini ditumpuk seperti bukit setinggi 16 meter di areal 17 hektar di TPA Putri Cempo Solo, diperkirakan akan habis antara lima sampai sepuluh tahun mendatang. Hal ini dengan asumsi kebutuhan bahan baku sampah lama untuk PLTSa adalah 545 ton per hari.
Karena itu, menurut Walikota Surakarta (Solo), Gibran Rakabuming, ke depan Pemkot Surakarta berencana akan bekerja sama dengan beberapa kabupaten tetangga, untuk menampung produksi sampah dari kota-kota yang berdekatan dengan Solo. Seperti Palur (Kabupaten Karanganyar), Sukoharjo, Kartosuro, dan Boyolali.
"Nanti kita koordinasikan. Memang mesinnya rakus. Pembicaraan sambil jalan, pasti mau lah. Pokoknya kota-kota sekitarnya. Tapi prioritas yang gunung (sampah) yang di sana dulu (TPA Putri Cempo)," kata Gibran kepada wartawan beberapa waktu lalu di Solo.
PLTSa Putri Cempo merupakan salah satu dari 12 PLTSa di seluruh Indonesia yang menjadi pilot project program pengembangan green energy pemerintahan Jokowi. Antara lain PLTSa Merah Putih Bantar Gebang Bekasi berkapasitas 30 MW, dan PLTSa Surabaya 9 MW. (ymn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H