Senin, (tanggalnya saya lupa), April 2011
Pukul 700 WIB
Pagi itu cuaca sangat cerah. Sekelompok remaja berpakaian putih abu-abu duduk di pojok pekarangan sekolah. Wajah mereka tak secerah suasana pagi itu. Saya mencoba menghampiri kelompok itu
. "Gimana, sudah siap untuk mengikuti ujian?" sapa saya sambil memegang pundak salah seorang dari siswa laki-laki.
Semua diam seakan kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan saya. Tiba-tiba salah seorang menjawab seadanya, " Siap tidak siap, yaa, harus siap kan Pak"
"Kalian pasti bisa, tapi jangan lupa pesan Bapak, hati-hati menjawab soal, jangan ceroboh,percaya pada diri sendiri, dan ingat jangan pernah percaya pada jawaban teman, apa lagi jawaban yang dikirm lewat SMS, itu penipuan." paparku meyakinkan mereka.
"Ya pak" jawab mereka serentak.
Kelompok ini adalah kelompok siswa jurusan IPA.
Pada pojok yang lain ada lagi sekelompok siswa yang bercengkrama dengan riangnya. Sekali-kali mereka melompat kegirangan. Demi keadilan saya coba mendatangi kelompok ini.
" Waduuh gembira sekali anak-anak Bapak, siap tempur nih ceritanya?
"Ya iyaa lah Pak", celetuk Tedi seadanya.
