Bagi setiap orang yag berkecimpung di dalam dunia psikologi khususnya mahasiswa psikologi, tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah ‘abnormal’. Namun banyak sekali masyarakat awam yang masih bingung dengan istilah tersebut. Terdapat salah satu cabang psikologi yang khusus mempelajari tentang perilaku abnormal yaitu psikologi abnormal. Di dalam psikologi abnormal ini, kita mempelajari tentang pola pikir, perasaan dan pola perilaku abnormal yang dapat digolongkan sebagai gangguan klinis.
    Perilaku abnormal itu sendiri merupakan pola tingkah laku yang diperlihatkan individu yang berbeda dari kebanyakan individu lainnya atau bahkan bisa dianggap menyimpang dari norma-norma yang berlaku di kalangan masyarakat umum. Untuk memaparkan bahwa seseorang memiliki perilaku yang abnormal tidak boleh sembarangan, harus dengan observasi yang mendalam dan tepat. Comer mengatakan seseorang dapat dikatakan memiliki perilaku yang tidak normal (abnormal) apabila memenuhi empat kriteria yang ia singkat dengan 4D yaitu deviant, distress, disfungsional, dan danger.
     Deviant merupakan perilaku yang diperlihatkan individu yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan atau norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat. Biasanya seseorang dipandang deviant apabila dirinya memiliki perilaku yang berbeda dari kebiasaan yang terdapat di lingkungan tersebut. Namun perlu berhati-hati dalam melakukan observasi dalam aspek deviant ini, karena setiap suku memiliki kebiasaan dan perspektif yang berbeda dari suku lainnya. Misalnya saja di daerah Aceh, ketika kita berhadapan dengan orang yang bertato tentunya kita memandang negatif orang tersebut karena tindakannya terrsebut sudah menyimpang dari kebiasaan masyarakat aceh umumnya. Padahal bisa saja, jika ia berasal dari suku Dayak di kalimantan, kebiasaan tersebut adalah hal yang lumrah dan tidak menyimpang bagi kebudayaan mereka. Bahkan mereka mengganggap mentato tubuh dapat menghindarkan mereka dari roh jahat dan bisa mempercantik diri (Hanna, 2017)
     Distress merupakan perasaan tidak nyaman dan tidak menyenangkan yang dirasakan individu yang biasanya mengakibatkan individu tersebut merasakan reaksi fisik seperti sakit perut, mual dan lain sebagainya serta juga menimbulkan reaksi emosi seperti gelisah. Hal ini mudah kita lihat pada anak yang ketakutan akan pelajaran matematika, ketika ia harus berhadapan dengan mata pejaran tersebut ia cenderung akan gelisah dan merasa tertekan sehingga kerap kali mereka sakit perut dan merasa mual.
     Disfungsional merupakan suatu kondisi dimana individu sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang mengandalkan dirinya sendiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain. Jika manusia biasanya dapat melakukan aktivitas sederhana seperti makan dan mandi secara mandiri, namun bagi mereka yang mengalami gangguan hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri melainkan membutuhkan bantuan orang lain. Kondisi tersebut juga mengganggu aspek sosialnya seperti kesulitan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
     Danger atau sesuatu yang berbahaya adalah tindakan membahayakan diri sendiri ataupun orang lain yang dilakukan seorang individu. Contoh yang paling mudah untuk diamati adalah pada kebanyakan wanita selalu menganggap bahwa kecantikan dinilai dari badan yang kurus dan ideal sehingga kebanyakan wanita memuntahkan makanan yang sudah ia makan untuk menghindari kenaikan berat badan. Hal tersebut sangat berdampak buruk bagi mereka bahkan dapat mengancam nyawa.
      Jika keempat kriteria yang sudah dipaparkan diatas sudah dipenuhi oleh seorang individu,maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut memiliki perilaku abnormal yang harus ditangani oleh ahli sehingga perilaku tersebut tidak mengganggu fungsi sosialnya dan tidak menimbulkan dampak fatal yang dapat mengancam nyawanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H