Mohon tunggu...
Fidyatulhusna
Fidyatulhusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aset negara dan barang pecah belah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aloei Saboe Pejuang Gorontalo

6 November 2023   11:17 Diperbarui: 6 November 2023   11:42 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar byme nana

Aloei Saboe adalah salah seorang dokter, cendekiawan Muslim, dan akademisi yang juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia lahir di Gorontalo pada 11 November 1911. Aloei Saboe menjadi tokoh pejuang kemerdekaan Republik Indonesia setelah berhasil mengusir para penjajah dari Gorontalo bersama dengan pahlawan nasional Nani Wartabone pada 23 Januari 1942. Peristiwa bersejarah ini dikenal dengan sebutan Hari Patriotik Gorontalo.

Aktivitas perlawanan dan perjuangan kemerdekaan yang dilakukannya membuat Aloei Saboe ditahan, mengalami berbagai penyiksaan, serta diasingkan di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain Manado di Sulawesi Utara, Balikpapan, Manggar, Tanah Grogot, Tanjung Aru, Makassar, hingga ke Kepulauan Morotai.

Kontribusi dan perjuangan Aloei Saboe bersama dengan pahlawan lainnya telah memberikan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajah.

Aloei Saboe menyelesaikan pendidikan dokternya sebagai dokter kulit di Nederlandsch Indische Artsen School atau NIAS di Surabaya. Saat ini, NIAS telah berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Universitas Airlangga sendiri merupakan salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia yang memiliki beragam fakultas, termasuk Fakultas Kedokteran, yang memiliki sejarah dan warisan dari lembaga pendidikan medis sebelumnya, seperti NIAS di Surabaya. Berbagai tokoh terkemuka, termasuk Aloei Saboe, telah mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan medis tersebut sebelum berganti nama menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 

Melalui pendidikan di sekolah Belanda, Aloei Saboe berkesempatan bertemu dengan sejumlah tokoh pejuang kemerdekaan seperti Budi Utomo dan organisasi pemuda lainnya. Hal ini memungkinkannya untuk memupuk rasa nasionalismenya dalam upaya mengusir penjajah Belanda di Gorontalo.

Selama lebih dari 30 tahun bertugas sebagai dokter, Aloei Saboe memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemberantasan penyakit kusta. Dia ikut mendirikan rumah sakit khusus kusta di Desa Toto Kabila. Selain itu, dalam bidang pendidikan, Aloei Saboe turut menginisiasi berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Padjajaran. Dia juga menghasilkan beberapa karya tulis di bidang kesehatan, salah satunya adalah mengenai "Hikmah Kesehatan dalam Sholat."

Atas kontribusi, karya, dan dedikasinya, Aloei Saboe mendapatkan penghargaan dari WHO dengan predikat Dokter Bintang Lima. Aloei Saboe menghembuskan nafas terakhirnya di Bandung pada tanggal 31 Agustus 1987 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Di Gorontalo, nama Aloei Saboe diabadikan sebagai nama jalan dan juga sebagai nama sebuah rumah sakit, sebagai bentuk penghargaan atas perjuangannya. Dedikasi dan jasanya terhadap kesehatan serta kemerdekaan Indonesia membuatnya dihormati dan diabadikan dalam sejumlah penamaan tempat di Gorontalo.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun