Mohon tunggu...
Putra NTB
Putra NTB Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Alasan Mengapa Kader NW Harus Mendukung Dr. Zulkieflimansyah

7 Oktober 2017   10:08 Diperbarui: 7 Oktober 2017   11:17 2948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.suararevolusi.com

Ada dua alasan besar mengapa orang Lombok dan Nusa Tenggara Barat, terutama kader Nahdlatul Wathan, harus mendukung Dr. Zulkieflimansyah sebagai gubernur NTB pada Pilkada tahun depan. Yang pertama adalah terkait dengan kecenderungan TGB Zainul Majdi untuk memperluas gerakan politiknya ke tingkat nasional. Yang kedua adalah kemungkinan Dr. Zulkieflimansyah sebagai pemersatu NW Pancor dan Anjani.

Alasan Pertama; geliat isu mengenai niat TGB untuk mencuat dalam panggung politik nasional memang tidak pernah disampaikan secara gamblang oleh yang bersangkutan secara langsung. Namun, para kader NW, kader Demokrat, masyarakat NTB, bahkan para pendukungnya di berbagai daerah sangat gencar menyuarakan isu ini, baik melalui media cetak, media daring, dan terutama media sosial.

Perkembangan isu ini juga beriringan dengan aktivitas rutin TGB yang berkeliling ke berbagai daerah untuk berdakwah beberapa bulan terakhir. Karena itu, sosok TGB semakin sering muncul di berbagai surat kabar nasional maupun media sosial. Nama beliau semakin sering dielu-elukan sebagai pemimpin kharismatik, dan tidak jarang diprediksi akan menjadi "pemain utama" pada Pilpres 2019.

Sayangnya, meski popularitasnya menanjak di luar daerah, TGB tidak sepenuhnya berhasil mempertahankan dan menjaga popularitas di NTB, terutama di Pulau Sumbawa. Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat di daerah timur NTB ini mulai menunjukkan resistensi terhadap TGB sebagai gubernur. Sebab itu, belakangan ini kita bisa melihat di berbagai media lokal mengenai "keberanian" beberapa bupati di Pulau Sumbawa dalam mengkritik beberapa kebijakan TGB.

Kehadiran Dr. Zul yang digadang-gadang akan bergandengan dengan Siti Rohmi dapat menjadi penawar dari resistensi masyarakat di pulau Sumbawa. Sebab, Dr. Zul merupakan sosok yang paling representatif mewakili kehadiran dan eksistensi masyarakat Pulau Sumbawa. Artinya, keikhlasan khususnya kader NW untuk mendukung Dr. Zul berkorelasi langsung dengan keinginan mereka untuk melihat TGB mencuat ke tingkat nasional.

Mengapa demikian adalah karena akan menjadi ganjalan besar bagi TGB untuk memuluskan jalannya dalam panggung politik nasional jika ia gagal "mengamankan" popularitasnya di masyarakatnya sendiri. Terlebih, ketika suara-suara sumbang masyarakat terus menggelinding dalam percakapan sehari-hari. Jadi, tidak mungkin kita bicara "TGB for 2019, TGB RI-1" dan slogan lainnya jika resistensi di NTB sendiri terhadap TGB terus mencuat. Dan, kehadiran Dr. Zul sebagai calon gubernur yang didukung kader NW akan dapat meredam sikap resisten masyarakat Pulau Sumbawa terhadap TGB.

Alasan Kedua; sudah lebih dari seperempat abad, NW terbelah antara kubu Pancor dan Anjani. Bahkan, tidak perlu malu untuk menyebut bahwa organisasi warisan Maulana Syeikh Zainuddin Abdul Majid ini mengalami perpecahan sebab nuansa permusuhan dan konflik sangat kental mewarnainya hingga sekarang.

Ada yang menilai bahwa perpecahan ini akan susah berakhir jika kita mengharapkan keikhlasan para pengurus NW dan kedua keluarga Maulana Syekh karena masing-masing mereka memiliki pembenaran dan pandangan yang saling berlawanan. Kedua NW ini merasa yang paling benar untuk mewariskan NW.

Persoalan ini juga dapat menjadi ganjalan tersendiri bagi TGB yang ingin berkiprah di panggung politik nasional. Sederhananya, orang-orang akan berkata "bagaimana mungkin TGB mampu menyatukan dukungan, jika di dalam keluarga dan organisasinya sendiri terpecah belah". Tak bisa dipungkiri bahwa persoalan NW yang terpecah ini menjadi pergunjingan diam-diam di masyarakat bahkan di antara para abituren NW sendiri.

Saya sendiri melihat bahwa sangat sulit membayangkan bahwa islah atau persatuan antara NW Anjani dan Pancor akan dimulai oleh para pengurus utama atau keturunan Maulana Syeikh. Pasalnya, sudah terlalu panjang dan terlalu lebar perpecahan di antara mereka. Sebab itu, dibutuhkan sosok yang bisa menjadi jembatan untuk menghubungkan kerenggangan tersebut.

Dr. Zul adalah sosok yang sangat tepat. Meski bagian dari NW, Dr. Zul dapat dinilai sebagai sosok yang netral di antara kedua NW Pancor dan Anjani. Artinya, dia dapat menjadi sosok yang netral dalam membangun jembatan komunikasi antara NW Anjani dan Pancor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun