Mohon tunggu...
Ptsi888200 23
Ptsi888200 23 Mohon Tunggu... -

Engineer, Earth's civilian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Itu Tugasmu Pak!

18 Januari 2015   17:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:53 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kemarin pagi sekitar pukul 9 pagi saya berangkat ke Bandung untuk menemui salah satu dosen pembimbing saya untuk meminta surat rekomendasi untuk aplikasi beasiswa.

Setibanya di kampus masyur itu saya langsung menuju lab dimana beliau biasanya beraktifitas. Tetapi pak dosen ini ternyata tidak ada disana, saya pun menelpon dia dan menanyakan keberadaanya karena terakhir kali kita berkomunikasi kita sepakat untuk bertemu disana. Pak dosen mengatakan dia sudah tidak berada di lab, melainkan di gedung lain di kawasan mesjid kampus.

Karena saya masih lelah berjalan kaki dari perempatan baltos ke gedung lab, saya pun meminta ijin untuk berisitrahat sejenak. Beliau mengiyakan lalu menutup teleponnya.

Setelah beristirahat selama beberapa menit saya pun langsung bergerak ke gedung yang dimaksudkan pak dosen. Setelah berputar-putar naik turun tangga mencari-cari ruangan yg ia maksud akhirnya saya tiba di ruangan yang pak dosen maksud.

Setibanya disana saya kaget karena saya bertemu dengan teman lama saya sewaktu masih kuliah. Ternyata dia melanjutkan S2 dan menjadi mahasiswa bimbingan pak dosen. Lantas saya menanyakan keberadaan pak dosen yang tak terlihat di ruangan itu, teman lama menjawab: "sedang shalat". Saya pun menunggu pak dosen sambil berbincang-bincang dengan teman lama ini.

Tak lama menunggu, pak dosen pun tiba. Dengan wajah sumringah saya langsung menyapa dan bersalaman dengannya. Pak dosen berkata: "kemana saja kamu, lama tidak keliatan." Saya hanya membalas dengan senyuman.

Tanpa banyak basa-basi saya pun langsung menujukan pembicaraan ke tujuan kedatangan saya. Pak dosen jelas sudah tidak kaget lagi karena sebelum kedatangan saya ini saya sudah cukup intens berkomunikasi dengan pak dosen. Awalnya saya meng-sms pak dosen, namun tidak pernah dibalas. Saya pun memberanikan diri untuk menelepon pak dosen dan menyampaikan keinginanan saya untuk menjadikan pak dosen sebagai recommender saya karena saya anggap pak dosen ini cukup intens (dibandingkan dengan 2 doping lain)  berkomunikasi dengan saya semasa pembuatan tugas akhir.

Pak dosen pun mengiyakan, saya pun sangat senang, saya pikir satu kelengkapan requirements saya sudah dapat diatasi.

Tapi sayangnya rasa senang itu hanya bertahan beberapa hari karena semakin dekat dengan deadline pengumupulan rekomendasi pak dosen justru sangat tidak kooperatif. Awalnya pak dosen meminta saya untuk membuatkan surat rekomendasi itu. Pak dosen berkata dia tidak punya waktu untuk merangkai kata-kata di recommendation letter. Pak dosen berkata: "tolong kamu buat suratnya, nanti saya lihat dan edit, lalu akan saya tandatangani."

Waktu itu saya agak kaget dengan permintaan pak dosen karena saya pikir pak dosenlah yang harus membuat surat rekomendasi. Tapi saya berusaha untuk mengerti karena pak dosen sangat sibuk dengan kegiatannya.

Lantas saya pun mulai membuat surat itu, saya membaca banyak tips cara membuat surat rekomendasi yang baik dari berbagai sumber di internet. Saya habiskan beberapa jam selama beberapa hari untuk merangkai kata-katanya. Ternyata membuat surat rekomendasi itu tidak mudah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun