Bulan November lalu aku berhasil menyelesaikan pendidikan tinggiku dan aku tinggal menunggu jadwal wisuda yang akan diselenggarakan beberapa minggu lagi. Aku sama sekali tidak memiliki kegiatan sehingga hari-hariku kuhabiskan dengan menonton Youtube dan sesekali nongkrong bersama teman.
Suatu hari, berbekal motivasi untuk keluar dari rutinitas yang membosankan dan mencoba hal baru, terbesitlah dalam benakku, sebuah keinginan untuk pergi ke Jakarta menggunakan motor. Entah darimana keinginan itu muncul, tapi keinginan itu terasa sangat kuat. Aku sama sekali tidak punya pengalaman berkendara sampai Jakarta dengan motor, bahkan aku juga tidak tahu rute mana yang harus ku lalui. Tapi keinginan itu berhasil menguasai dan mengendalikan diriku seutuhnya. Aku mulai mencari informasi-informasi tentang pengalaman orang-orang yang berkendara dari Semarang sampai Jakarta ataupun sebaliknya.
Bagi sebagian orang yang sudah terbiasa mudik jauh dengan motor ataupun touring, berkendara Semarang - Jakarta mungkin merupakan hal biasa. Bagiku pribadi, ini adalah hal luar biasa karena aku belum pernah berkendara sejauh lebih dari 500km menggunakan motor apalagi aku hanya seorang diri. Aku sering berkendara jauh dengan motor, tapi jarak maksimal yang kutempuh tidak lebih dari 200km seperti Semarang - Banjarnegara, atau Semarang - pesisir Selatan Jogja.
Setelah merasa memiliki cukup informasi, ku tetapkan bahwa hari Jumat akan menjadi hari dimana aku memulai petualangan berkendara dari Semarang sampai Jakarta.
Hari itu pun tiba. Hari Jumat aku bangun sekitar pukul 6 pagi. Malam sebelumnya sekitar pukul 12, aku mensugesti diri agar bisa bangun sekitar pukul 4 pagi, tapi ternyata aku tidak mampu mengalahkan rasa kantukku.Â
Beberapa saat setelah bangun, aku langsung mandi dan mempersiapkan segala perlengkapan. Pagi itu, aku hanya mengemas pakaian selama beberapa hari, peralatan mandi, cas, powerbank, dan headset dalam satu ransel berukuran sedang. Dari awal tujuanku adalah Jakarta, namun karena di Jakarta aku tidak punya saudara, dan aku juga belum menghubungi teman yang ada disana, jadilah aku akhirnya menuju Depok terlebih dulu karena aku punya saudara disana, jadi bisa numpang istirahat tanpa harus menyewa penginapan. Jam 7 pagi aku memulai perjalanan dari rumah yang berada di kawasan Tembalang, Semarang Selatan.
Yang menemani perjalananku adalah motor matic jenis Vario 150 keluaran 2017. Selama perjalanan menuju Depok, aku menggunakan jenis bahan bakar Pertalite. Dimulai dari kawasan Mangkang, aku memasuki jalur Pantura. Rute yang kulalui adalah Mangkang -- Kendal -- Batang -- Pekalongan -- Pemalang -- Tegal -- Brebes -- Bulakamba -- Cirebon -- Palimanan -- Pamanukan -- Cikampek -- Karawang -- Cikarang -- Bekasi - Depok. Tidak banyak yang kuperhatikan selama perjalanan, selain papan penunjuk jalan dan sesekali membuka google map untuk memastikan bahwa aku berada di jalur yang seharusnya. Beberapa jam berlalu, semangatku meredup dari waktu ke waktu karena cuaca panas medan Pantura yang tidak bersahabat, juga tidak ada teman mengobrol membuat rasa lelah semakin menjadi. Sesekali aku mampir di Indomaret yang banyak tersebar di sisi-sisi jalan untuk minum dan beristirahat sejenak.
Waktu terus memaksaku untuk memacu kendaraan semakin cepat. Suara Adzan Maghrib mulai terdengar dan malam pun telah tiba. Sekitar pukul 9 malam, akhirnya aku sampai di rumah saudara, di kawasan Margonda Raya, Depok. Itu berarti perjalanan yang kulalui menghabiskan waktu hampir 14 jam. Selama perjalanan, motorku mengkonsumsi bahan bakar sekitar 10 liter.
Selama di Depok, aku menghabiskan waktu 2 hari untuk sekedar berkeliling menikmati suasana kota. Kawasan Margonda Raya yang kebetulan dekat dengan tempatku tinggal ternyata merupakan salah satu kawasan yang paling ramai di kota Depok. Kawasan ini sangat ramai aktivitas perekonomian. Dari kantor pemerintahan, terminal bus, stasiun kereta, rumah sakit, perguruan tinggi, hotel, kantor polisi, berbagai macam toko hingga kuliner, semua nampak di sisi jalan. Beberapa mall terbesar di kota Depok pun turut menambah kelengkapan suasana ramai di jalan Margonda, seperti D'Mall, Margo City Square, ITC Depok, Depok Town Square, dan Plaza Ramayana Depok.
Setelah berkeliling kesana kemari dan merasa cukup puas dengan Depok, aku melakukan perjalanan ke Jakarta. Sebelumnya aku sudah pernah datang ke Jakarta beberapa kali, namun aku belum pernah memiliki kesempatan untuk dapat berkeliling di kota ini. Sulit untuk berkendara dan memahami arah jalan di Jakarta karena jalan yang begitu padat dan rutenya yang kompleks.Â
Di Jakarta, aku berkeliling selama kurang lebih satu setengah jam lalu duduk manis di sebuah Circle K untuk menikmati suasana kota. Entah Circle K mana yang ku kunjungi waktu itu, karena sangat sulit memahami banyaknya nama-nama wilayah di Jakarta. Beberapa saat kemudian, cuaca mulai mendung dan aku memutuskan untuk kembali ke Depok.Â