Mohon tunggu...
Putri Amanda Pratiwi
Putri Amanda Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi FIS UNJ

Pendidikan Sosiologi 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Daring dan Kurikulum Era Pandemi dalam Perspektif Michael W Apple

21 Mei 2022   23:01 Diperbarui: 21 Mei 2022   23:05 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Wabah ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia dan wabah tersebut masih bertambah hingga saat ini. Virus Covid-19 ini sangat berpengaruh pada berbagai bidang. Karena penyebaran virus tersebut, pemerintah Indonesia menerapkan berbagai kebijakan guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Salah satu kebijakannya, yakni dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) (Sari & Siswanto, 2021: 172). Dengan keadaan seperti ini, seluruh kegiatan yang dilakukan di luar rumah pun dibatasi bahkan ada yang dihentikan, salah satunya kegiatan di bidang pendidikan formal.

Mengikuti kebijakan pemerintah pusat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun mengeluarkan kebijakan yang menyesuaikan dengan pemerintah pusat. Pemerintah merubah kurikulum pendidikan formal menjadi kurikulum darurat. Salah satu kebijakannya ialah megganti metode belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar yang mulanya secara konvesional dengan tatap muka, akibat adanya kebijakan PSBB menjadi beralih ke metode daring yang dilakukan di rumah masing-masing.

Pembelajaran secara daring ini memanfaatkan adanya internet dan juga teknologi multimedia. Hal ini dimudahkan dengan perkembangan era digital 4.0 dalam bertransformasi dari pendidikan formal konvensional menjadi pendidikan yang dilakukan secara daring (Gusty, dkk, 2020). Namun, hal tersebut menjadi tantangan mengingat Indonesia masih belum maksimal dalam penggunaan teknologi. Karena semua pihak baik tenaga pengajar maupun peserta didik dituntut untuk mempersiapkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Tenaga pendidik pun dituntut untuk lebih kreatif untuk menciptakan suasana dan metode belajar yang menyenangkan agar peserta didik tidak bosan (Tafonao & Saputra, 2021). Media pembelajaran yang digunakan pun beragam, seperti Google Classroom, WhatsApp Group, Zoom Meeting, Google Classmeet, Microsoft Teams, dll.

Selain terdapat tantangan dalam pembelajaran daring, kita harus mampu untuk keluar dari zona ini untuk beradaptasi. Caranya dengan mengoptimalkan teknologi yang ada dan menjadikan teknologi tersebut sebagai peluang untuk melewati tantangan yang ada. Dalam tulisan kali ini, penulis akan menjelaskan tantangan dan peluang pembelajaran daring dilihat dari pendapat Michael W. Apple, seorang ahli pendidikan Amerika.

Tantangan Belajar Daring

Berdasarkan penjelasan di atas, pandemi ini merupakan penyebab dari transformasi metode belajar mengajar. Kondisi seperti ini memaksa kita untuk melakukan segala sesuatu dengan memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia. Pembelajaran daring ini menjadi situasi baru dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan formal yang pasti kita mengalami kebingungan dan juga kerepotan.

Adapun tantangan dalam pembelajaran daring. Salah satunya, yakni keterbatasan dalam kepemilikan fasilitas untuk menunjang kelancaran pembelajaran daring. Pembelajaran daring ialah pembelajaran yang dilakukakn dari jarak jauh dengan menggunakan internet dan alat penunjang seperti laptop atau smartphone. Namun, fasilitas ini tidak dimiliki oleh semua guru dan juga peserta didik. Sehingga belum maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini.

Tantangan selanjutnya ialah kurangnya penguasaan di bidang teknologi dan komunikasi. Kegiatan belajar daring ini akan optimal apabila didukung oleh adanya kecakapan guru di bidang TIK ini. Namun, kecakapan tersebut belum dapat digunakan secara maksimal mengingat masih banyaknya guru yang belum menguasai TIK (Sari & Siswanto, 2021: 173).

Munculnya rasa bosan ketika belajar daring pun menjadi salah satu tantangan. Ketika pembelajaran berlangsung lama dan terus menerus, rasa bosan dan mengantuk pun akan muncul. Kejenuhan yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan tingkat optimal dalam belajar menjadi tidak optimal (Indrawati, 2020).

Peluang dari Belajar Daring

Dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan. Teknologi yang semakin canggih ini dapat memberikan kita peluang dan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya kegiatan webinar-webinar dapat memberikan kita pengetahuan yang lebih. Dan juga dapat mengasah kemampuan kita dalam memanfaatkan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun