Mohon tunggu...
Putri Dhea Marlina
Putri Dhea Marlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV IPB

Haloo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Ekonomi Desa Pasanggrahan Menjadikan Pertanian sebagai Sumber Mata Pencaharian Masyarakat

15 Maret 2023   21:53 Diperbarui: 15 Maret 2023   22:03 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Sukabumi. 24 Februari.2023. Sagaranten merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten Sukabumi. Jarak dari Kota Sukabumi ke Kecamatan Sagaranten yaitu sekitar 50 kilometer. Letaknya cukup strategis karena dilewati jalur provinsi Sukabumi-Tegalbuleud. Selain itu, Kecamatan Sagaranten berada di persimpangan jalur menuju Cianjur Selatan. Nama Sagaranten diambil dari kata sagara inten. Nama 'Sagara' memiliki arti lautan dan 'Inten' yang artinya intan atau batu yang berkilau. Dahulu, banyak ditemukan batu kuneng yang bagus dan terkenal hingga diekspor ke luar negeri.

Kecamatan Sagaranten memiliki 12 desa, salah satunya adalah Desa Pasanggrahan. Desa Pasanggrahan merupakan desa yang terletak di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi. Desa ini berjarak 1,7 km dari Kantor Kecamatan Sagaranten. Secara keseluruhan, jumlah penduduk di Desa Pasanggrahan yaitu 4.869 orang.

 Mata pencaharian masyarakat di Desa Pasanggrahan adalah petani, buruh dan juga pedagang. Namun, mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Pasanggrahan adalah petani. Para pemilik sawah biasanya akan mempekerjakan orang lain untuk menjadi buruh tani. Tidak hanya pemilik sawah, masyarakat yang memiliki lahan kosong biasanya memanfaatkan lahan tersebut sebagai kebun. Para petani biasanya menanam padi, selain itu mereka juga biasa menanam sayuran, dan juga buah buahan.

Kebanyakan masyarakat desa, akan mencari pekerjaan di luar daerah desa untuk kesejahteraan ekonomi. Namun, mayoritas masyarakat di Desa Pasanggrahan bekerja di dalam daerah itu sendiri.  Banyak dari mereka yang bekerja sebagai petani. Banyak juga masyarakat desa yang mempekerjakan tetangganya untuk menjadi buruh tani. Rata-rata pendapatan penduduk di Desa Pasanggrahan yaitu Rp 1.000.000 sampai Rp 1.500.000.

Di Desa Pasanggrahan tidak terdapat kesenjangan sosial. Masyarakat desa yang berpenghasilan cukup dan memiliki lahan pertanian, biasanya akan mempekerjakan tetangganya. Menurut Suherman, itu cukup membuktikan bahwa warga Desa Pasanggrahan hidup saling tolong menolong.

 Kondisi perekonomian Indonesia saat pandemi menjadi tidak stabil. Begitu juga kondisi perekonomian di Desa Pasanggrahan. Kondisi ekonomi di desa ini sempat menurun saat adanya pandemi covid-19 kemarin. Hingga saat ini, kondisi perekonomian di Desa Pasanggrahan belum pulih seutuhnya. Selain itu, daya beli masyarakat Desa Pasanggrahan pun menurun karena adanya covid-19. Banyak masyarakat Desa yang lebih memilih membeli barang secara online daripada membeli barang di toko ataupun pasar Desa Pasanggrahan.

Permasalahan ekonomi ini, berhubungan dengan tingkat pendidikan masyarakat di Desa Pasanggrahan. Mayoritas masyarakat desa ini hanya menempuh pendidikan hanya sampai SD ataupun SMP. Sehingga, masih banyak masyarakat yang akhirnya memutuskan untuk bekerja di dalam daerah saja.

Namun, kini Desa Pasanggrahan sudah memperhatikan pendidikan masyarakatnya. Sudah terdapat Paud atau Pendidikan Anak Usia Dini di setiap posyandunya. Selain itu, sudah banyak Sekolah Dasar atau SD, Sekolah Menengah Pertama atau SMP, Sekolah Menengah Atas atau SMA hingga Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Sehingga, masyarakat Desa Pasanggrahan bisa tetap melanjutkan pendidikannya.

Selain Pendidikan, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa atau BLT DD merupakan salah satu bentuk bantuan sosial yang disalurkan oleh pemerintah kepada desa. Selain BLT DD, terdapat juga Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT. Desa Pasanggrahan menjadi salah satu desa yang mendapatkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BTPN). Kelompok Penerima Manfaat atau KPM BLT DD adalah petani dan buruh tani, pedagang dan UMKM, nelayan dan buruh nelayan, buruh pabrik, guru, dll.

 Selain Bantuan Langsung Tunai Dana Desa atau BLT DD dan Bantuan Pangan Non Tunai (BTPN), untuk memulihkan perekonomian masyarakat Desa Pasanggrahan, masyarakat diharapkan bisa bersaing dengan pedagang online. Di zaman yang serba digital ini, sudah banyak sekali toko-toko yang menjual barangnya secara online. Banyak sekali pedagang kecil yang merasa kalah dengan pedagang online. "Sekarang beli pakaian anak saja, belinya online. Pedagang kecil jadi merasa kalah," ujar Suherman sebagai Kepala Dusun Desa Pasanggrahan. 

            Maka dari itu, masyarakat desa perlu untuk mengembangkan tokonya agar bisa menjual barang secara online. Di zaman yang serba modern ini, kita tidak bisa hanya berdiam diri dan tidak mengikuti perkembangan zaman juga perkembangan teknologi. Jika begitu maka masyarakat akan tertinggal dan tergerus oleh perubahan zaman, karena internet merupakan sebuah kemajuan yang memaksa manusia untuk berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun