Blockchain adalah teknologi ledger terdistribusi yang telah menarik perhatian besar di sektor keuangan. Dengan memberikan keamanan tinggi, transparansi, dan efisiensi, blockchain menawarkan cara baru dalam menangani transaksi keuangan. Pandemi COVID-19 menekankan kebutuhan akan teknologi yang tangguh dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana blockchain dapat mengubah pengelolaan risiko di sektor perbankan selama dan setelah pandemi.
Manfaat Utama Blockchain dalam Pengelolaan Risiko Keuangan
Pencegahan Penipuan:Blockchain menciptakan ledger yang tidak dapat diubah, sehingga mengurangi risiko manipulasi data dan transaksi palsu. Sistem kontrak pintar (smart contracts) dapat memvalidasi transaksi secara otomatis berdasarkan aturan yang telah ditentukan sebelumnya, mengurangi peluang kesalahan manusia.
-
Kepatuhan Regulasi:Teknologi ini membantu bank memenuhi persyaratan Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML) dengan menyediakan jejak audit yang transparan dan otomatis. Hal ini tidak hanya mempercepat proses tetapi juga mengurangi biaya operasional.
Pengelolaan Risiko Operasional:Dengan desentralisasi, blockchain mengurangi risiko kegagalan sistem pusat dan meningkatkan efisiensi operasional. Proses seperti penyelesaian transaksi dapat dilakukan secara otomatis dan dalam waktu nyata.
Transparansi yang Ditingkatkan:Stakeholder dapat mengakses data transaksi secara real-time, meningkatkan kepercayaan dan mengurangi sengketa. Hal ini sangat relevan untuk transaksi lintas batas dan pembiayaan perdagangan.
Ketahanan terhadap Krisis:Selama pandemi, blockchain telah terbukti mendukung transaksi online yang aman dan mendeteksi penipuan secara real-time, meningkatkan ketahanan operasional bank.
Tantangan Utama Adopsi Blockchain
Masalah Skalabilitas:Blockchain saat ini memiliki keterbatasan dalam memproses volume transaksi yang besar. Sistem seperti Bitcoin hanya dapat menangani sekitar 7 transaksi per detik, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sistem tradisional seperti VISA yang mampu menangani ribuan transaksi per detik.
Perbedaan Regulasi Global:Kurangnya keseragaman dalam kerangka hukum membuat adopsi blockchain menjadi rumit, terutama untuk transaksi lintas negara. Misalnya, peraturan data privasi seperti GDPR di Eropa sering kali bertentangan dengan prinsip ledger blockchain yang tidak dapat diubah.
Keamanan Sistem Pendukung:Meskipun inti blockchain sangat aman, sistem pendukung seperti dompet digital (wallet) dan antarmuka API rentan terhadap serangan siber.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!