energi bersih dan terjangkau, memainkan peran signifikan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 7 di Sumatera. Meski demikian, tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai, regulasi yang tidak optimal, dan keterbatasan sumber daya keuangan masih menjadi hambatan utama dalam transisi energi hijau di wilayah ini.
Belanja pemerintah di sektor energi, khususnya pada layananSumatera memiliki potensi besar dalam transformasi energi hijau, termasuk sumber energi terbarukan seperti surya, angin, dan biomassa. Langkah ini penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat. Fokus utama transformasi ini adalah mewujudkan energi bersih dan terjangkau sebagaimana tertuang dalam SDG 7. Penelitian ini mengeksplorasi sejauh mana pengeluaran pemerintah mendukung transisi energi hijau di Sumatera.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap capaian SDG 7, khususnya pada kapasitas energi terbarukan per kapita. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas belanja pemerintah dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk mempercepat transformasi energi hijau di Sumatera.
Latar Belakang
SDG 7 menekankan pentingnya akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua. Energi bersih mencakup sumber daya seperti surya, angin, dan hidro yang tidak mencemari lingkungan. Di sisi lain, energi yang terjangkau mengacu pada biaya energi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Sumatera, dengan kekayaan sumber daya energi terbarukan, memiliki peluang besar untuk memimpin transisi ini di tingkat nasional.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data sekunder dari laporan pengeluaran pemerintah dan data statistik terkait indikator SDG 7. Teknik analisis meliputi regresi linier berganda dan uji model panel data seperti Random Effects dan Fixed Effects untuk mengukur pengaruh pengeluaran modal dan layanan terhadap kapasitas energi terbarukan per kapita.
Hasil Penelitian
1.Dampak Belanja Modal: Analisis menunjukkan bahwa pengeluaran modal seperti pembangunan infrastruktur energi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pencapaian SDG 7. Hal ini disebabkan oleh hambatan infrastruktur yang kurang memadai dan kebutuhan investasi yang besar.
2.Dampak Belanja Layanan: Sebaliknya, belanja pada layanan seperti operasi dan pemeliharaan infrastruktur energi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan kapasitas energi terbarukan.