Pariwisata di wilayah Baduy semakin diminati sejak desa ini dimasukkan dalam daftar desa wisata. Hal ini menciptakan ketertarikan besar pada gaya hidup dan nilai-nilai tradisional suku Baduy. Namun, para wisatawan sering kali membawa kebiasaan modern seperti penggunaan ponsel dan media sosial yang berisiko mengubah perilaku budaya masyarakat setempat.
Pengaruh pada Panduan Wisata Lokal
Pemandu wisata di Baduy Dalam mulai menggunakan ponsel dan Instagram untuk berkomunikasi dengan wisatawan serta mempromosikan layanan mereka. Tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap aturan adat, tetapi dilakukan secara diam-diam untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Mereka berusaha beradaptasi dengan keinginan wisatawan yang ingin mendapatkan informasi dan layanan yang lebih mudah.
Ancaman terhadap Nilai Budaya
Perubahan ini menjadi ancaman serius bagi kelestarian budaya Baduy, terutama karena mereka mulai ketergantungan pada pemasukan dari wisata. Wisatawan yang terbiasa dengan kehidupan modern berpotensi mempengaruhi generasi muda Baduy untuk meninggalkan tradisi. Patroli adat pun dilakukan untuk menertibkan penggunaan teknologi di Baduy, tetapi terbatas efektivitasnya.
Konsep Saba Budaya sebagai Solusi
Pemerintah dan pemimpin adat telah mencoba mengganti istilah "wisata" dengan "Saba Budaya" sebagai pendekatan agar pengunjung lebih menghargai budaya, bukan sekadar berwisata. Meskipun demikian, pelanggaran adat masih sering terjadi, dan Baduy Dalam tetap menghadapi dilema antara pelestarian budaya dan tekanan ekonomi dari pariwisata.
Rekomendasi
Artikel ini merekomendasikan pengetatan aturan untuk wisatawan serta peningkatan pemahaman akan pentingnya budaya Baduy. Kebutuhan untuk menghapus Baduy dari daftar desa wisata juga menjadi salah satu solusi yang diusulkan guna melindungi adat dan nilai budaya dari pengaruh pariwisata yang semakin intens.
Artikel ini disusun agar dapat dipahami oleh berbagai kalangan dan memberikan wawasan mendalam mengenai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat dalam menjaga warisan budaya mereka di tengah arus pariwisata modern.
Source:https://www.ilomata.org/index.php/ijss/article/view/1379
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H