Mohon tunggu...
Priyanto Sukandar
Priyanto Sukandar Mohon Tunggu... -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Nasib Saham Blue Bird dan Express di Tangan Jonan

31 Maret 2016   19:34 Diperbarui: 31 Maret 2016   19:53 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tepat pada Rabu 30 Maret 2016, pemerintah mengumumkan menurunkan harga jual BBM jenis premium dan solar. Pemerintah memangkas harga premium lebih dari 7%. Sedangkan untuk solar pemerintah menurunkan harga 8.8%. Meski penurunan harga BBM ini masih terbilang rendah dari pada penurunan harga minyak dunia dan menguatnya nilai tukar rupiah, namun turunnya harga ini tetap membawa angin segar bagi masyarakat khususnya emiten transportasi darat.

Dari emiten transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Blue Bird dan Express taksi merupakan perusahaan yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari penurunan harga BBM. Apa lagi sejak pemerintah menurunkan BBM dari Rp 8500 ke Rp 6950 per liternya.

Tentu saja Blue Bird dan Express mendapatkan keuntungan besar karena komponen BBM memegang sebagian besar dari ongkos produksi emiten transportasi tersebut. Jika pemerintah sudah memberlakukan harga baru BBM pada 1 April mendatang,  tetnu saja akan menurunkan ongkos produksi Blue Bird dan Express. Ketika biaya produksi turun otomatis membuat EBITDA Blue Bird dan Express meningkat.

Berdasarkan laporan keuangan Blue Bird di September 2015, pembelian bahan bakar mencapai Rp 839 miliar atau setara dengan 30% dari beban operasionalnya. Sedangkan untuk Express pembelian BBM mencapai Rp 485 miliar atau 10% dari beban operasionalnya emiten berkode TAXI ini.

Saat ini market capitalize Blue Bird Rp 14.7 trilun dengan equity Rp 3.6 triliun (annualized). Dengan asumsi revenue Rp 5.4 triliun, maka  P/E untuk emiten berkode BIRD ini mencapai 17.5 kali. Sedangkan  P/BV nya 4.2 kali. Dan untuk Price/Sales BIRD mencapai 2.7 kali. Sementara itu Market Capitalize emiten berkode TAXI Rp  446 miliar (annualized) dengan equity Rp 929 miliar. Sementara revenue Rp 999 milar . P/E 22.17 kali. P/BV 0.48 kali. Price/Sales 0.44 kali.

Jika kita melihat angka tersebut, sekilas dua emiten tadi nampak ‘kinclong’ untuk dikoleksi. Namun investor masih harus tetap waspada jika ingin membeli saham BIRD dan TAXI. Memang pemberlakukan harga BBM baru oleh pemerintah bisa meningkatkan pendapatan dua emiten transportasi tersebut. Namun kehadiran Uber dan Grab masih menjadi momok menakutkan bagi pendapatan BIRD dan TAXI. Sebab dua perusahaan tersebut bisa menggerus pendapatan BIRD dan TAXI.

Jika Jonan berhasil mematikan Uber dan Grab, maka revenue BIRD dan TAXI akan mengalami kenaikkan signifikan. Sehingga dua saham transportasi ini patut dilirik sebagai alternatif investasi di pasar saham. Namun sebaliknya jika Jonan tak berdaya mematikan Uber dan Grab, maka bisa dipastikan akan terjadi perpindahan penumpang dari BIRD dan TAXI ke Uber dan Grab. Jika ini sampai terjadi pendapatan BIRD dan TAXI akan terjun bebas yang bisa membuat harga saham terdiskon cukup dalam lagi.

 

Jika melihat konstelasi yang ada saat ini, rekomendasi untuk saham BIRD dan TAXI wait and see terlebih dahulu. Jika sudah ada indikasi klimaks dari pertarungan sengit ini, baru bisa kita mengambil posisi untuk kedua saham transportasi tersebut. Terlebih lagi masih besarnya tekanan jual dari saham BIRD dan TAXI. Saham Blue Bird pada Kamis 31 Maret 2016, mengalami tekanan yang luar biasa mencapai 5%.

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun