Mohon tunggu...
Priyanto Sukandar
Priyanto Sukandar Mohon Tunggu... -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Arogan! Blue Bird Masih Tak Menurunkan Tarif

14 April 2016   12:09 Diperbarui: 14 April 2016   12:13 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[Argo Blue Bird Belum Turun]

Bukan Blue Bird namanya kalau menepati janji dan selalu mematuhi aturan pemerintah. Meski pemerintah Provinsi DKI dan organda telah mengeluarkan surat Nomor 038/DPD/ORG-DKI/IV/2016 tentang kewajiban penurunan tarif angkutan umum dan taksi paling lambat tanggal 7 April 2016. Meski aturan sudah dikeluarkan, tetap saja Blue Bird ingkar dan tak mau menurutinya.

Hingga tanggal 14 April 2016, Blue Bird masih mengunakan tarif lama yaitu Rp 7500 untuk tarif buka pintun (flag fall) dan Rp 4000 untuk setiap kilometernya. Menurut sang pengemudi taksi, Blue Bird baru akan menurunkan tarif pada tanggal 18 April mendatang. Sang pengemudi tak menggetahui alasan management Blue Bird yang masih menggunakan tarif lama.

Jika melewati tanggal 7 April 2016 taksi belum memberlakukan tarif baru, artinya mereka menentang kebijakan pemerintah. Ini artinya Blue Bird membangkang dan tidak patuh pada perintah Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Disnas Perhubungan DKI Jakarta.

Dari pemantauan di lapangan terlihat hanya Blue Bird saja yang masih engan menerapkan tarif baru. Operator taksi seperti Express, Gamya dan Putra telah menurunkan tarif sejak 7 April yang lalu. Sementara angkutan umum telah lebih dahulu menyesuaikan tarifnya pada tanggal 5 April yang lalu.

Blue Bird yang masih menggunakan tarif yang lama menunjukkan arogansi dan kesombongan pengusaha angkutan taksi kaya. Dengan kekayaannya mereka bisa semena-mena menerapkan tarif taksi. Tentu saja management Blue Bird bisa berlaku arogan dan tak mematuhi aturan yang telah dikeluarkan pemerintah. Ini disebabkan Blue Bird telah ‘mengangkangi’ jajaran Organda. Dari Dewan pembina hingga pengurus Organda telah dikuasai dan disusupi oleh orang-orang Blue Bird atau yang terafiliasi.

Arogansi Blue Bird tak hanya disitu saja. Meski nantinya tarif taksi diturunkan, tetap saja target setoran yang dibebankan management kepada pengemudi tak berubah. Management masih menerapkan setoran Rp 550 ribu per hari.

Banyak pengemudi yang mengeluhkan kebijakan tersebut. Mereka merasa diperas dan dimanfaatkan oleh Blue Bird. Para pengemudi mengharapkan ketika tarif angkutan mengalami penurun, setoran pengemudi ke Blue Bird juga turun. Bukannya sama.

Melihat arogansi tersebut, nampaknya Mentri Jonan belum memberikan responnya. Atau beliau pura-pura tak tau mengenai arogansi tersebut?

Jika Menteri Jonan tak dapat bertindak tegas dengan Blue Bird, masyarakat mengharapkan ketegasan Ahok untuk memberikan hukuman kepada operator taksi yang masih bandel belum menurunkan tarifnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun