$AMMS, saya bingung analisa perusahaan ini, apakah ini adalah emiten yang bergerak dalam bidang perikanan atau perusahaan property yang menyewakan tanah untuk tambak ikan?!?!?!. Dua bidang bisnis ini, analisanya jauh berbeda, bagaikan langit dan bumi.
Para PSP menyetorkan modal hanya sebesar Rp. 50 per lembar, sedangkan pembeli saham IPO yang harus setor modal Rp. 100 -- Rp. 150. A[akah ini hal yang wajar atau tidak, saya sarahkan kepada penilaian anda untuk menghitung sendiri. Yang dapat saya sampaikan, bahwa secara laporan keuangan, memang benar para PSP telah menyetorkan uang tunai sebesar Rp. 48 miliar untuk mendapatkan 9,6 juta lot saham.
Jadi tidak ada yang aneh-aneh dengan restrukturisasi modal sebelum IPO. Hanya saja, uang tunai hasil setoran modal para PSP, kembali digunakan untuk membeli asset tanah milik PSP seharga Rp. 30 miliar. Dengan demikian setoran modalnya sebagian besar adalah cuman tek-tok. Alias "inbreng".
Kemudian yang menjadi pertimbangan, bahwa 75% dana IPO akan digunakan untuk : "....... namun tak terbatas untuk biaya gaji dan tunjangan karyawan, keperluan kantor, biaya marketing dan biaya operasional lainnya". Jadi kalau anda mau menyumbang kepada emiten, untuk membayar gaji silahkan saja.
Sedangkan prospek harga saham IPO AMMS, apakah bakal digoreng, sepertinya akan jauh panggang dari api, sebab kalau cuman kejar target dana IPO Rp. 36 miliar, mungkin semudah membalikan telapak tangan, menunggu publik memborong saham IPO pada saat listing, maka target Dana IPO Rp. 36 miliar langsung tercapai.
$RCCCÂ : Konsen saya adalah bahwa jika para PSP setor modal tunai sebesar Rp. 7,5 miliar mendapatkan 80% sedangkan publik diharapakan dapat menyetor tunai dengan membeli saham IPO sebesar Rp. 22,5 miliar untuk mendapatkan kepemilikan 20% saham saja. Padahal emiten ini, semenjak beroperasional (2014), hanya mampu menghasilkan laba ditahan sampai dengan tahun 2021 sebesar Rp. 9,4 miliar.
Mungkin karena para PSP RCCC yang rajin puasa dividen, maka mumpung IPO, puasanya dibuka. Caranya, para PSP mendapatkan dividend-tidak langsung, yaitu Ketika PSP boleh mencari untung dari hasil menjual truk bekas kepada emiten. Emiten akan bayar truk bekas pakai 75% dari total uang IPO kepada PSP (pihak berelasi).
Selebihnya, 25% uang IPO akan digunakan untuk membayar biaya opersional, yang salah satunya adalah : "................termasuk namun tidak terbatas pada pembayaran biaya gaji pengemudi, biaya solar dan tol;"
Sedangkan prospek harga saham IPO bakal digoreng, sepertinya akan jauh panggang dari api, sebab kalau cuman kejar target dana IPO Rp. 22,5 miliar, mungkin semudah membalikan telapak tangan, menunggu publik memborong saham IPO pada saat listing.
Karena IPO AMSS dan RCCC, nilainya mini, maka Saham IPO memang tidak perlu digoreng tinggi-tinggi, sebab harga IPO-nya sudah berlipat-lipat dibandingkan dengan setoran modal yang dilakukan oleh PSP. Sehingga Ketika IPO dapat langsung didistribusikan mumpung harga saham dan antusias pemburu saham IPO masih tinggi.
Tag nasib saham IPO mini lainnya : $CHEM = Rp. 75 miliar dan $SWID = Rp. 68 miliar.