Mengukur kinerja fundamental menggunakan kinerja laba, bahwa saham yang menjadi pilihan adalah laba yang tinggi, ternyata membutuhkan kepercayaan yang tinggi, bahwa pengukuran kinerja tersebut perlu dan penting.
Sebab market gemar memberikan penilaian yang sebaliknya. Perusahaan gak jelas, antah berantah, selalu rugi, tetapi diapresiasi oleh market, misalnya ARTO dengan PER = 1.404 tahun, atau BANK dengan PBV = 25 X dari pada harga bukunya.
Ternyata kalau teori fundamental "di-cak-cak" seperti bermain qiu-qiu, ternyata, alasan market menghargai mahal saham emiten rugi, adalah hal yang dapat diterangkan secara fundamental, seperti yang saya tampilkan dalam table di bawah ini.
Jadi terjawablah mistery selama ini, kenapa kalau laba turun atau kalau kinerja emiten perusahaan semakin jelek, tetapi harga saham malahan semakin naik. Dan dapat juga dibaca sebaliknya, kalau laba naik, harga saham turun. Ternyata penyebabnya masih fundamental juga, yiatu Ketika terjadi hubungan selingkuh antara PER, PBV dan ROE adalah
PER = PBV / ROE
RIP Fundamental semoga pada kenak mental hahahaha.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H