PMMP melaporkan pada LK tahun 2021, mengalami penurunan laba dibandingkan dengan tahun sebelumnya; tahun 2020 menghasilkan laba bersih sebesar USD 10,64 juta, tahun 2021 turun menjadi USD 9,29 juta. Penyebab utamanya adalah kenaikan beban logistic.
Apakah penurunan kinerja tersebut adalah masalah? Menurut saya tidak, karena penurunan laba yang tidak signifikan, padahal terjadi kenaikan beban logistic yang hampir 100% dibandingkan dengan periode sebelumnya.
SO don't worry dengan itu, lebih baik melihat keberanian emiten ini, memberikan kredit kepada para pelanggannya. Jika pada tahun 2020, para pelanggan diberikan kredit (piutang dagang) sebesar USD 24,16 juta, sekarang PMMP berani memberikan tambahan kredit, menjadi sebanyak USD 40,66 juta, atau mengalami kenaikan sebesar 68%. Padahal penjualan cuman naik 3%.
Atau kehebatan emiten ini, mencetak #finished-good yang semakin bertumpuk, sehingga jika tahun 2020 jumlah persediaan barang jadi siap jual (finished good) hanya sebesar USD 40,58 juta sekarang finished goods semakin ditumpuk-tumpuk menjadi USD 61,03 juta, alias naik banyak sebesar 50%, padahal nilai penjualan "finished goods" tersebut cuman naik 3%.
Atau betapa hebatnya Para pihak berelasi, meskipun emiten sedang butuh duit untuk mendanai kenaikan kredit kepada para pelanggan dan kenaikan kebutuhan penyediaan finished goods, tetapi kepentingan pihak berelasi tetaplah nomor satu. Jika pada awal tahun 2021, para pihak berelasi berbaik hati belum menagih utang kepada emiten sebesar USD 5,95 juta, akhir tahun 2021, tanpa ampun.... meminta emiten membayar lunas seluruh utang tersebut. Sesungguhnya pihak berelasi ini, kurang empatinya, karena tahun 2021, para pihak berelasi telah sukses menjual saham milikinya kepada sang pisang, dengan harga diatas harga #IPO.
Akibatnya, untuk mendanai seluruh kebutuhan transaksi tersebut di atas, emiten terpaksa harus menambah utang bank modal kerja, yang pada awal tahun 2021 sebesar USD 149,6 juta, pada akhir tahun 2021 utang bank modal kerja naik menjadi USD 157,8 juta. Dan itu masih tidak cukup, untuk menutup kekurangannya, emiten meminta para vendor untuk berpartisipasi, menambah fasilitas utangnya kepada emiten, itu sebabnya utang dagang kepada vendor juga ikutan naik dari USD 12,9 juta menjadi USD 23,03 juta.
Kalau menambah utang bank modal kerja, sangat mungkin Bank, happy-hapy saja, sebab Bank mendapatkan pendapatan bunga. Tetapi menambah utang dagang, tentu saja untuk vendor, yang katanya para UMKM penambak udang plasma mungkin itu paling menderita, apalagi belanja bahan baku dari para vendor mengalami penurunan, pada tahun 2020 sebesar USD 123,86 juta, pada tahun 2021 turun menjadi USD 111,07 juta, kok raja tega..... utangnya malah semakin ditambah.
Demikian, jadi back to laptop, Kembali ke substansi, cash bukan laba.....
sumber Laporan Keuangan PMMP tahun 2021 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202021/Audit/PMMP/Audit%20Report%20PT%20Panca%20Mitra%20Multiperdana%2031%20Des%2021.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H