Oleh : dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera)
Saat saya menuliskan tulisan ini saya baru saja selesai praktek. Tulisan ini dibuat terpicu karena dari 10 pasien yang saya temui hari ini, setengahnya berkonsultasi karena kesulitan lepas dari alprazolam. Sebenarnya sudah beberapa kali saya menulis tentang masalah alprazolam ini, tetapi saat ini saya rasa ada baiknya untuk berbagi kembali kepada pembaca tentang permasalahan menyangkut obat ini. Agar lebih mudah memahami mungkin akan saya buatkan dalam bentuk cerita kasus.
Kasus 1. Kejang Karena Tidak Lagi Pakai Alprazolam
Laki-laki usia 54 tahun dengan keluhan mengalami kejang dua hari yang lalu akibat penghentian tiba-tiba alprazolam yang biasanya dimakan sampai dosis 10miligram sehari. Pasien sudah menggunakan alprazolam sejak dua tahun yang lalu. Biasanya pasien menggunakan alprazolam sejak awal bangun tidur sampai malam sebeum tidur. Dosis terbagi masing-masing 1 miligram digunakan setiap hari. Awalnya pasien mengenal obat ini untuk membantu tidurnya, namun lama kelamaan pasien merasa penggunaan alprazolam ini bisa mengurangi kecemasannya. Pasien memang mengatakan bahwa dirinya penuh dengan tekanan kerja dan stres di lingkungan. Penggunaan alprazolam membantunya untuk lebih relaks. Dua hari yang lalu saat kunjungan ke salah satu daerah pasien lupa membawa alprazolamnya dan tiba-tiba mengalami kejang di siang hari. Sempat dibawa ke rumah sakit dan diperiksa dinyatakan semuanya normal. Saat bertemu di klinik, pasien masih menggunakan alprazolammnya.
Kasus 2. Nenek 71 tahun kesulitan lepas Alprazolam
Seorang nenek usia 71 tahun datang dengan keluhan sulit lepas dari alprazolam yang dikonsumsi antara 0,5mg sampai 1 mg sehari sudah sejak 1 tahun lalu. Pasien mengatakan jika tidak menggunakan alprazolam merasa seperti mau jatuh dan melayang. Timbul keluhan-keluhan fisik yang nyata jika tidak menggunakan. Pasien khawatir karena akhir-akhir ini dosis biasa sudah tidak mempan lagi dan perlu menambah dosis agar tetap nyaman. Pertama kali menggunakan alprazolam untuk keluhan lambung yang sulit hilang dan diberikan oleh sejawat dokter penyakit dalam.
Kasus 3. Wanita Muda 23 tahun Merasa "nyaman" dgn Alprazolam dan sulit lepas
Wanita usia 23 tahun awalnya memakai alprazolam karena ketika dirawat di rumah sakit karena gangguan lambung mengalami kesulitan tidur. Pasien kemudian diberikan obat tidur yang ternyata adalah alprazolam. Ketika mencoba lepas pasien mengalami kesulitan tidur dan mengalami depresonalisasi. Sempat ke psikiater lain dan diberikan obat tambahan sertraline dan olanzapine dalam dosis kecil. Gejala depresonalisasi menghilang tapi masih sulit lepas dari alprazolam. Obat lain dihentikan sendiri oleh pasien karena merasa cukup dengan alprazolam saja. Terakhir pasien merasa dosis alprazolam bertambah dan akhirnya memutuskan untuk ke klinik psikosomatik untuk mengurangi penggunaan obatnya.
Alprazolam Obat Yang Ampuh Tapi Harus Hati-Hati
Pasien sering bertanya saat konsultasi mengapa obat seperti alprazolam yang banyak menimbulkan masalah ketergantungan masih dijual dan diberikan dalam pengobatan. Saya mengatakan bahwa alprazolam adalah obat yang berguna dan ampuh untuk mengatasi serangan panik. Masalah timbul karena pasien dan dokter sering menggunakannya untuk indikasi lain.
Kebanyakan dokter di Indonesia memahami alprazolam sebagai obat anti insomnia alias obat tidur. Pemberian obat ini juga sering digunakan dalam racikan untuk pasien yang mengalami nyeri berulang baik nyeri kepala atau nyeri lambung. Tidak jarang saya menemukan pemberian obat ini kepada pasien dalam racikan yang ditujukan untuk mengatasi masalah lambung dan juga tegang otot. Pasien biasanya membawa kopi resep yang isinya alprazolam yang digunakan dalam jangka waktu lama.