Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Disfungsi Seksual Psikogenik

14 Maret 2011   06:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:48 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kalau bicara tentang disfungsi seksual, pikiran kita biasanya tertuju pada disfungsi ereksi laki-laki yang kesulitan membangunkan salah satu alat vitalnya yaitu penis. Disfungsi seksual jadi disempitkan artinya dengan tujuan kepada kepuasan dan keinginan laki-laki untuk selalu tegar berdiri di hadapan pasangannya. Tidak banyak yang memikirkan kalau wanita juga punya masalah disfungsi seksual yang sama dan itu juga sama tidak menyenangkannya seperti laki-laki yang kesulitan ereksi. Namun kali ini lagi-lagi saya berpihak pada laki-laki karena kasus yang akan kita bahas kali ini lebih sering kentara jika pada laki-laki daripada perempuan.

Disfungsi Ereksi Psikogenik

Ereksi adalah suatu hal yang wajar pada laki-laki normal. Kesiapan dalam hubungan seksual setelah melewati fase arousal ditandai dengan semakin mengerasnya penis yang diakibatkan karena penuhnya pembuluh darah penis. Ereksi yang baik ditandai dengan kemampuan si laki-laki untuk mempertahankan ereksi sepanjang proses perangsangan sampai fase penetrasi dan sesaat sebelum ejakulasi. Setelah itu ereksi akan lama kelamaan berkurang kekerasannya sampai fase resolusi.

Namun bagaimana dengan laki-laki yang kesulitan ereksi bila berhubungan badan dengan pasangan sah-nya tapi tidak dengan wanita lain? Jawabannya adalah Disfungsi Ereksi Psikogenik.

Saya pernah mendapatkan beberapa pasien laki-laki yang mengalami keadaan ini. Kesulitan ereksi jika berhadapan dengan pasangan hidupnya namun bisa ereksi maksimal ketika berhadapan dengan perempuan lain. Rasa bersalah membuat kesulitan ereksi semakin menjadi. Si perempuan menjadi merasa rendah diri atau bahkan marah karena menganggap si laki-laki sudah melihatnya tidak menarik lagi. Kemarahan ini bukan menjadikan kondisi ini lebih baik malah akan membuat keadaan semakin sulit buat kedua belah pihak.

Apa Yang Harus Dilakukan ?

Pemeriksaan yang baik secara fisiologis dan psikologis sangat diperlukan. Paling mudah untuk mendeteksi hal ini bukanlah dengan mencoba berhubungan badan dengan perempuan lain jika sudah mengalami kesulitan ereksi bila berhadapan dengan pasangan sah. Cara paling awal untuk mendeteksi hal ini adalah dengan memperhatikan ereksi saat bangun pagi. Jika ereksi bangun pagi (morning erection) masih bagus tetapi ketika berhubungan badan dengan istri sudah tidak ada atau sulit, maka anda perlu mengkhawatirkan adanya disgungsi ereksi psikogenik.

Penanganan masalah ini bukan dengan obat-obatan yang sudah dikenal dari golongan sildenafil seperti Viagra, tetapi lebih dengan memfokuskan pada masalah internal psikologis.  Pasangan bisa memulainya dengan membicarakan hal ini di antara mereka terlebih dahulu. Jika sulit maka bisa meminta bantuan seorang konselor seks, psikiater atau psikolog klinis yang ahli di bidang seks. Pemecahan yang tepat dan cepat untuk masalah ini akan sangat baik ke depan dan bisa menyelamatkan perkawinan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun