Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Buat Tidur Saja Kok Mesti Bayar?

16 Februari 2017   21:17 Diperbarui: 17 Februari 2017   14:24 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: empowher.com

Setiap hari saya banyak menemui pasien yang untuk tidur saja mesti bayar. Ya, mereka adalah pasien-pasien yang mengalami insomnia atau kesulitan tidur. Kebanyakan dari mereka sulit memulai tidur. Masalah insomnia memang tidak hanya berkaitan dengan kesulitan memulai tidur, masalah ini juga terkait dengan kesulitan mempertahankan tidur yang nyenyak dan terbangun terlalu awal dan tidak bisa tidur lagi. Kebanyakan mereka memerlukan bantuan obat untuk tidur dan itulah mengapa saya sebut bahwa mereka harus membayar untuk tidur. 

Beberapa di antara mereka ada juga yang sebenarnya memiliki jam tidur yang cukup dan bisa memulai tidur tetapi tidak merasakan tidurnya itu menyegarkan (non-restorative sleep). Orang yang mengalami tidur seperti ini biasanya walaupun tidurnya cukup tetapi ketika terbangun merasakan dirinya tidak segar atau masih mengantuk. Beberapa sebab terkait dengan hal ini adalah gangguan fisik seperti mendengkur atau ritme tidur yang terlalu dangkal. 

Pengobatan gangguan tidur yang baik adalah tidak hanya fokus untuk membuat si pasien tidur tetapi lebih banyak berfokus pada bagaimana menciptakan tidur yang baik dan berkualitas tanpa obat nantinya. Sebab memang selama obat tidur dimakan si pasien mungkin bisa tidur tetapi ketika obatnya dilepas maka akan kembali ke pola tidur yang biasanya. Itulah mengapa dikatakan bahwa tidur itu adalah terapi perilaku dan berkaitan dengan pola yang telah terekam di dalam otak kita. Perubahan pola tidur ini perlu mendapatkan perhatian khusus bukan cuma memberikan obat tidur semata. 

Menariknya di dalam praktek sehari-hari masih banyak orang yang menggantungkan saja dengan obat tidur sedangkan obat yang berfungsi mengembalikan irama sirkadian yang baik serta mengendalikan kecemasannya seperti penggunaan antidepresan yang berfokus membantu tidur, kebanyakan tidak dilakukan. 

Itulah mengapa pada beberapa kesempatan bertemu dengan dokter umum atau spesialis non psikiatri, saya sering menekankan pentingnya mengenali masalah tidur dan terapinya yang baik agar tidak salah langkah dalam pengobatan. 

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa tidur sebenarnya adalah perilaku yang berulang sehingga polanya perlu dipertahankan dengan baik. Tidurlah di jam yang sama, bangun di jam yang sama adalah suatu cara yang biasanya keliatan mudah dilakukan tetapi sering sulit kenyataannya. Pola perilaku tidur yang sama ini yang perlu diperbaiki dalam proses terapi, bukan hanya dengan pengobatan saja. Semoga artikel singkat ini membantu. Salam Sehat Jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun