Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Memahami Daya Lenting Individu dalam Menghadapi Stres

24 November 2024   20:00 Diperbarui: 24 November 2024   20:06 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi Daya Lenting (Sumber: dibuat dengan Canva Pro)

Stres merupakan salah satu pemicu utama munculnya berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Namun, tidak semua orang merespons stres dengan cara yang sama. Beberapa individu mampu tetap teguh dan berdaya lenting meskipun menghadapi tantangan yang berat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Apa yang membuat mereka berbeda?

Apa Itu Daya Lenting?

Daya lenting, atau resilience, adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi stres dan bangkit kembali setelah menghadapi kesulitan. Daya lenting ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor individu, tetapi juga oleh interaksi kompleks antara faktor neurobiologis, psikologis, dan lingkungan.

Faktor yang Mempengaruhi Daya Lenting

Faktor Neurobiologis: Penelitian menunjukkan bahwa struktur dan fungsi otak dapat berperan dalam daya lenting. Misalnya, kemampuan otak untuk beradaptasi dan berubah (neural plasticity) dapat membantu individu mengatasi peristiwa buruk.

Faktor Psikologis: Sikap dan pola pikir seseorang juga sangat penting. Mereka yang memiliki pandangan positif dan kemampuan untuk mencari makna dalam pengalaman sulit cenderung lebih resilient.

Faktor Lingkungan: Lingkungan sosial dan dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga dan teman, dapat memperkuat daya lenting. Lingkungan yang mendukung dapat memberikan rasa aman dan meningkatkan kepercayaan diri.
Penelitian Terkini

Pada simposium terbaru di European College of Neuropsychopharmacologicum (ECNP) yang bertempat di Milan 21-24 September 2024 kemarin membahas berbagai penelitian yang mengungkap mekanisme molekuler yang mendasari daya lenting. Beberapa aspek penting yang dikemukakan antara lain:

Genetik dan Epigenetik: Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik berperan dalam mengembangkan daya lenting. Namun, lebih menarik lagi adalah bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi ekspresi gen melalui mekanisme epigenetik. Misalnya, pengalaman awal dalam hidup, seperti interaksi sosial dan stres, dapat mengubah cara gen tertentu diekspresikan, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan individu untuk menghadapi stres di masa depan.

Neural Plasticity: Para peneliti juga menyoroti pentingnya plastisitas otak dalam membangun daya lenting. Ketika seseorang menghadapi stres, otak dapat membentuk jalur baru atau memperkuat jalur yang sudah ada, sehingga meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan di masa depan. Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi yang merangsang plasticity otak, seperti latihan mental atau terapi, dapat meningkatkan daya lenting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun