Jika kita mau jujur, maka beban gangguan psikosomatik ini sangat besar. Pasien akhirnya sering kali menggunakan berbagai macam fasilitas kesehatan yang tidak perlu karena kekhawatiran akan sakit yang tidak kunjung diketahui sebabnya.Â
Sayangnya juga pemahaman dokter terkait hal ini tidak semuanya sama. Beberapa dokter bahkan mengatakan bahwa psikosomatik ini hanyalah gangguan yang dilebih-lebihkan pasien atau dikatakan dalam bahasa inggrisnya "it's all in your head" alias itu hanya ada di kepala pasien saja.Â
Artinya kebanyakan dokter tidak memahami bahwa gangguan psikosomatik ini adalah gangguan medis yang memerlukan penanganan yang sama dengan masalah medis lainnya. Apalagi jika melihat akibat yang dihasilkan oleh gangguan psikosomatik ini terhadap kualitas hidup pasien, sudah seharusnya gangguan psikosomatik ini diketahui sejak dini.Â
Hal-hal di atas yang membuat saya mengembangkan modul psikosomatik medis untuk para dokter sejak 2016 dan mulai melatih modul ini untuk para dokter di tahun 2017 di acara kongres Psikoneuroimunologi di Surakarta, Jawa Tengah.Â
Pendekatan penanganan kasus-kasus di praktik klinik dokter adalah hal yang ditekankan pada modul ini, selain juga tentunya dasar teori dan terapi psikosomatik medis.
Sejak 2017 sudah sekitar 5 kali pelatihan ini dilakukan secara langsung, beberapa di antaranya saat pandemi Covid-19 dilakukan dengan sistem daring untuk penekanan di teorinya saja.Â
Semoga ke depan semakin banyak dokter yang memahami masalah psikosomatik ini dengan memanfaatkan modul psikosomatik medis yang saya kembangkan ini. Semoga artikel ini bermanfaat. Salam Sehat Jiwa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI