Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hambatan Sembuh dari Gangguan Cemas

3 Juli 2015   08:52 Diperbarui: 3 Juli 2015   08:52 5000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu biasanya kita temukan pasien-pasien yang cenderung menyalahgunakan obat-obat penenang ini adalah para pengguna zat narkotika lain atau mantan pengguna zat narkotika. Obat penenang diberlakukan oleh pasien ini sebagai zat pengganti untuk menutupi rasa putus zat atau rasa tidak nyaman terkait tidak digunakannya lagi zat narkotika. Ada pula kecenderungan pasien dengan riwayat penyalahgunaan zat ini sering kali sulit memenuhi petunjuk dokter dan mau seenaknya sendiri saja. Penanganan pasien gangguan cemas saat ini biasanya menggunakan antidepresan SSRI atau SNRI, sedangkan benzodiazepine hanya diberikan di awal saja jika perlu. Sayangnya pasien-pasien yang mempunyai riwayat penggunaan benzodiazepine yang lama biasanya malas menggunakan obat antidepresan karena rasanya tidak seenak obat penenang. Inilah masalahnya, pasien ingin tetap cari enaknya bukan ingin kesembuhan. Ada beberapa pasien juga yang selalu mengeluh rasa tidak nyaman setelah lepas dari obat penenang dan mempunyai kecenderungan untuk memakainya lagi.

3. Stresor belum teratasi baik

Pemicu Gangguan Kecemasan sering dikaitkan dengan adanya stresor. Pengalaman praktik mengatakan stresor di rumah tangga dan yang berhubungan dengan pekerjaan adalah stresor yang paling sering dikeluhkan pasien. Sering kali pasien yang mengalami masalah rumah tangga mengalami masalah gangguan kecemasan yang sulit sembuh. Begitu juga jika stresor di pekerjaan tidak kunjung reda. Masalah-masalah ini sering menjadi hambatan untuk mencapai kesembuhan dalam penanganan kasus gangguan kecemasan. 

Biasanya hal ini terkait dengan daya adaptasi yang masih sulit dari kondisi yang berkaitan dengan stresor yang dialami pasien. Kondisi ini tentunya perlu mendapatkan perhatian. Obat dibantu dengan teknik psikoterapi atau konseling yang terarah sedikit banyak bisa membantu daya adaptasi pasien menjadi lebih baik. Setidaknya dia mampu mencoba mekanisme adaptasi yang mungkin dianggap paling cocok untuk mengatasi masalahnya. 

Demikian hal-hal yang paling sering dianggap menghambat kesembuhan masalah gangguan kecemasan. Semoga apa yang dituliskan bermanfaat. Salam Sehat Jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun